Gangguan
hama penyakit, gulma, atau gangguan fisik dan kimia. Usaha menanggulangi
masalah ini hendaknya dilaksanakan secara terpadu. Penyuluh, pekabun, sarana
pengobatan, dan instansi berwenang semuanya bertanggung jawab atas keberhasilan
penanggulangannya
A.
GANGGUAN
HAMA
1. Serangga
a. Rayap
Gejala
Bagian ujung stum atau tanaman karet mudah
rusak, terlihat bekas gerekan. Bagian dalam batang terdapat lubang besar, dari
ujung stum sampai akar. Akar tanaman terputus-putus, bahkan tidak lagi berujung
akar.
Penyebab
Gejala tersebut akibat dari serangan rayap (micro termes inspiratus, captotermes
curvignathus ). Rayap merupakan serangga yang bersifat social dan memiliki
tingkatan-tingkatan hidup dalam suatu koloni. Tingkatan-tingkatan hidup rayap
antara lain golongan ratu jantan untuk perkembangbiakan serta golongan tentara
yang jumlah nya sangat banyak. selama hidupnya ratu dapat menghasilkan
berjuta-juta telur. Rayap biasanya membangun sarang utamanya pada
tunggul-tunggul dibawah tanah dengan terowongan yang berliku-liku. Sarangnya
terbuat dari campuran gerekan kayu dan tanah yang direkatkan. Dalam sarang
inilah ratu meletakkan telur yang banyak jumlahnya. Makanan rayap adalah kayu
tanaman yang sudah mati maupun masih hidup. Rayap sering menimbulkan kerusakan
pada tanaman karet dengan cara menggerek batang dari ujung stump hingga akar
sehingga mata okulasi tidak bisa tumbuh lagi. Rayap juga memakan akar sehingga
pertumbuhan tanaman merana dan akhirnya mati. Serangan yang paling berat
terjadi pada perkebunan karet yang banyak terdapat tunggal dan sisa akar.
Pengendalian
Pengendalian dan pencegahan serangan rayap
dilakukan dengan cara kultur teknis, mekanis, dan kimiawi. Secara kultur teknis
rayap dapat dikendalikan dengan membersihkan kebun dari tunggul dan sisa-sisa
akar. Selain itu, bagian ujung stum sampai bagian atas mata okulasi bisa
ditutup dengan lemparan plastik agar rayap tidak bisa menggerek. Secara
mekanis, rayap dapat dikendalikan dengan dipancing atau diumpan agar keluar
dari stum. Umpan yang sering digunakan adalah sungkai dan ubi kayu. Umpan ini
dipasang 20-30 cm dari stum sebanyak 2-3 batang. Rayap lebih tertarik pada
umpan dari pada stum sehingga tanaman karet terbebas dari serangan. Secara
kimia, rayap dapat dibunuh dengan insektisida seperti furadan 3G, agrolene 26WP
0,2%, atau lindamul 250 EC 0,2%. Caranya, furadan 3G sebanyak 5-10 g/pohon
ditaburkan disekitar batang karet atau disemprot dengan larutan agrolene dan
lindamul.
b. Uter
Tanah
Gejala
Tanaman menjadi
layu, berwarna kuning, bahkan mati akibat tidak berakar lagi.
Penyebab
Penyebabnya adalah
uret tanah. Ada banyak jenis uret tanah yang biasa menyerang tanaman karet,
antara lain helotrichia serrata, helotrichia rufoflava, helotrichia fessa,
anomala varians, leucopholis sp, exopolis sp, dan lepidiota sp. Warna uret nya
putih dan bentuknya seperti huruf C. kumbangnya memiliki moncong atau tanduk.
Uret tanah termasuk golongan serangga hama yang berbahaya bagi tanaman karet.
Hama ini memakan bagian tanaman yang ada didalam tanah, sedangkan kumbangnya
tidak. Tanaman dipembibitan sering mengalami serangan berat hingga 30-50%.
Pengendalian
Pengendalian serangan hama ini dapat
dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis kumbangnya
dikumpulkan dan dibunuh agar tidak bisa lagi berkembangbiak. Sedangkan secara
kimia kebun disemprot dengan endosulfan 0,1%. Cara lain yang bisa digunakan
adalah dengan menaburkan furadan 3G, diazinon 10G, atau basudin 10G disekitar
batang banyaknya butiran yang dipakai adalah 5-10 g/pohon. Insektisida-insektisida
ini bisa juga ditaburkan diatas tanah pada saat penyiapan areal pembibitan.
c. Kutu
tanaman
Gejala
Bagian
pucuk batang dan daun muda berwarna kuning, mongering, dan akhirnya mati.
Penyebab
Penyebabnya
adalah kutu tanaman. Kutu yang sering menimbulkan kerusakan ini terdiri dari
berbagai jenis, misalnya saissetia nigra,
laccifer lacca,ferrisiana virgata, dan
planococcus citri. Saissetia berwarna
coklat muda sampai hitam dan berbentuk seperti perisai. Laccifer badannya seperti tertutup lapisan lilin putih yang
mengeras dan hidupnya berkelompok. Ferrisiana
berwarna kuning muda sampai kuning tua dan badan nya seperti tertutup lilin
tebal. Sedangkan pianococcus berwarna
coklat sampai coklat gelap dengan badan seperti tertutup lilin, tepung lilin,
atau benang lilin halus berkilap. Kutu-kutu ini mengeluarkan kotoran yang
mengandung gula sehingga kotorannya sering ditumbuhi jamur jelaga hitam dan
banyak dikerumuni semut. Kutu
tersebut merusak tanaman karet dengan menusukan alat penusuk ke bagian pucuk
batang dan daun muda untuk menghisap cairan didalamnya. Akibatnya bagian
tanaman yang dihisap menjadi kuning dan kering sehingga pertumbuhan tanaman
terhambat dan mati kekeringan.
Pengendalian
Tindakan pengendalian dan pencegahan
terhadap serangan kutu ini dapat dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan
kimiawi. Secara mekanis, kutu-kutu diambil dan dibuang dari bagian tanaman yang
diserang, dijaga jangan sampai ada daun, pucuk, atau batang yang rusak
karenanya. Secara biologis, di kebun dilepas musuh alami untuk mengendalikan
kutu tersebut, misalnya eublema sp,
anysis sp, scymnus sp, dan coccinella
sp. Secara kimia, pengendalian populasi kutu dapat dilakukan dengan
insektisida. Insektisida untuk memberantas kutu jenis saissetia dan laccifer adalah
albolineum 2%, formalin0,15%, atau athio 33EC sebanyak 0,9-1,2 1/ha.
Penyemprotannya dilakukan setiap 3 minggu sekali. Sedangkan insektisida untuk
memberantas kutu jenis ferrisiana dan
planococcus adalah azodrin 60WSC,
bayrusil 250 EC, bidrin 24 WSC, dunacide 400 EC, dimecron 50WSC, hostation 40
EC, atau athio 33 EC. Bahan lain yang lebih murah dan mudah didapat adalah
solze. Solze dapat dibuat dari campuran 0,25 kg lem kayu dengan 0,5 kg sabun
batangan yang dilarutkan dalam 12 l minyak solar. Selanjutnya, campuran ini di
encerkan dengan air, 20cc/l air. Penyemprotan 1-2 minggu sekali.
d. Tungau
Gejala
Daun tanaman
berbentuk tidak normal, kerdil, menguning, dan akhirnya gugur. Gejala ini
muncul pada saat musim kemarau.
Penyebab
Penyebabnya adalah
tungau. Jenis tungau yang sering merusak tanaman karet adalah hemisartonemus yang berwarna kuning
pucat sampai hijau dan ulatnya berwarna keputihan serta jenis paratetranychus yang berwarna merah.
Panjang tubuh hemitarsonemus betina
0,2mm dan jantannya 0,15mm. sedangkan ukuran tubuh paratetranychus dua kali lebih besar dari hemisartonemus. Tungau menyerang tanaman karet dengan cara
menusukkan penusuk nya ke daun muda, daun tua, maupun pucuk dan kemudian
mengisap cairannya sehingga bentuk daun menjadi tidak normal dan akan menguning
dan akhirnya berguguran.
Pengendalian
Hama ini dapat
dikendalikan dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, tungau yang ada
dikebun dibunuh. Sedangkan secara kimia, diberantas dengan akarisida yang
dianjurkan seperti thiodan 35EC 0,15%, kelthane MF 0,2%, morestan 25 WP 0,2%,
moracide 40EC 0,2%, atau folidol 0,06%. Penyemprotan dilakukan diselang waktu
lima hari dan ditujukan langsung kepucuk serta permukaan bawah daun. Untuk
menekan perkembangbiakan tungau di perkebunan, dapat digunakan gas balerang
yang diberikan dengan cara dihembuskan.
2. Siput
Gejala
Daun dan tanaman
muda diareal pembibitan rusak dan patah-patah. Pada bagian daun yang patah
terdapat alur jalan berwarna keperakan mengkilap. Ditempat teduh dapat
ditemukan banyak sekali telur.
Penyebab
Penyebab nya adalah
siput (achatina fulica).binatang ini
berbadan lunak dan memiliki rumah berbentuk spiral yang keras untuk melindungi
tubuh nya.pada musim hujan populasi siput ini meningkat.Telur-telur siput biasa
nya di letakkan di tempat yang teduh.siput bersifat hermafrodit.
Pengendalian
Pengendalian hamaini
bisa dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi.secara mekanis siput dan telur
nya di kumpulkan,dibunuh,dan dibakar.sedangkan secara kimia, siput bisa
dikendalikan dengan larutan metaldehyde 5%
dalam dedak atau bisa juga diberikan campuran meradex dengan semen, kapur, dan
dedak dengan perbandingan 2:3:5:16. Campuran ini dilembabkan dulu sebelum
digunakan dilapangan. Selain bahan-bahan diatas, disekitar tanaman bisa juga
ditaburkan temik 10g untuk membunuh siput.
3. Binatang
menyusui
a. Babi
hutan
Gejala
Daun tanaman karet
yang masih muda tidak berbentuk, bahkan bisa terjadi pohon tanpa daun. Kulit
dan batang tanaman muda tampak terkerat serta tanah disekitarnya terbongkar.
Penyebab
Penyebabnya adalah
babi hutan (sus verrucosus). Babi
hutan merupakan hama yang merugikan disetiap areal pertanian dan perkebunan
karena binatang ini menyebar diseluruh wilayah hutan diindonesia. Semua jenis
tanaman diserangnya. Perkebunan karet yang sering di serang babi hutan adalah
perkebunan yang letaknya berdekatan dengan hutan atau semak belukar. Babi hutan biasanya hidup bergerombol
didalam hutan atau semak belukar. Sarangnya terbuat dari semak belukar yang
dikumpulkan menjadi onggokan besar. Beberapa kali dal setahun babi hutan ini
akan melahirkan anaknya. Setiap kali melahirkan jumlahnya antara 4-10 ekor.
Siang hari hewan ini bersembunyi didalam sarang, sedangkan pada malam harinya
mencari malan disawah, lading, atau kebun.
Pengendalian
a. Di usir
§ Babi hutan di usir
dengan cara membunyikan atau memukulkeuntungan di sekitar kebun.Oleh karna babi
hutan peka akan bunyi-bunyian,maka hewan ini akan lari dari kebun karet .
§ Babi hutan di usir
dengan cara menempatkan kotoran harimau di jalan yang sering dilalui babi hutan
di sekitar kebun .oleh karna di suatu daerah mungkin tidak ada harimau ,maka
bahan lain yang dapat di gunakan adalah minyak wangi ,kapur barus,minyak babi
yang di campur dengan rambut manusia,atau campuran belerang atau bawang merah
dengan jeruk purut.
§ Babi hutan di usir
dengan cara menempatkan potongan daging babi hutan yang tertangkap.daging ini
di gantungdi atas pohon di sekitar perkebunan yang biasa dilalui babi hutan.
§ Babi hutan di usir
dengan cara membersihkan perkebunan dari semak belukar . Perkebunan yang
berdekatan dengan hutan harus bersih dari semak belukar agar tidak dijadikan
tempat berlindung babi hutan pada siang hari.
b. Dibuat Pembatas
· Babi hutan di
halangi dengan pagar bambu atau kayu setinggi 1,5 M. Pagar ini di buat
mengelilingi perkebunan yang dekat dengan hutan.untuk mencegah rusaknya pagar
kalau di seruduk babi hutan,maka di bagian dalam nya di buatkan penyanggah dan
susunan bambu atau kayu di buat rapat.
· Jika dengan pagar
bamboo tidak bisa mencegah serangan babi hutan,maka pagar sekeliling kebun bisa
di buat dari tembok atau susunan bata setebal 15 cm dengan tinggi minimum 1,5m
.pagar ini lebih kuat, tetapi lebih mahal.
· Babi hutan di cegah
dengan parit yang di buat di sekitar kebun .kedalaman parit 1,5m,lebar bagian
bawah 1,5m,dan lebar bagian atas 2m,babi hutan yang sudah terperosok ke dalam
parit tidak akan bisa naik lagi sehingga mudah di tangkap.namun,biasa nya babi
hutan tidak akan berusaha melewati parit yang dalam.
· Untuk lebih
meyakinkan agar babi hutan tidak bisa masuk ke dalam perkebunan ,pagar bisa di
kombinasi degan parit.
c.
Ditangkap
· babi hutan di
tangkap dengan cara di buru hingga ke hutan-hutan dekat perkebunan untuk
memburu babi hutan dapat digunakan senjata api atau senjata tajam seperti
tombak dan panah.
· Babi hutan di
tangkap dengan cara di jerat. Jerat terbuat dari kawat besi yang diletakkan
dijalan yang biasa di lalui babi hutan pada saat akan menyerang tanaman .jerat
ini diatur sedemikian rupa agar bisa mengurung babi hutan saat itu menyentuh
nya.
· Babi hutan dengan
pancing,cara nya ,pancing di masukan dalam umpan seperti pisang,nangka,atau
ikan busuk.sebelumnya mata pancing dikaitkan dengan kawat yang di ikatkan pada
pohon.jika umpan dilahap, binatang ini tidak akan berdaya lagi untuk melepasnya.
· Babi hutan ditangkap
dengan lubang jebakan. Lubang jebakan dibuat dijalan yang bisa dilaluinya.
Ukuran lubang: dalam 1,5 m, lebar 1,5 m, dan panjang 2-2,5 m. Diatas lubang
diberi tutup berupa daun atau serasah dan diatasnya diletakkan umpan sebagai pemikat.
Agar lubang ini tidak membahayakan manusia, disekitarnya diberi petunjuk atauu
tanda perhatian.
· Babi hutan ditangkap
dengan kotak jebakan. Kotak ini diletakkan dijalan yang bisa dilalui babi
hutan. Letaknya sebaiknya di tempat yang agak miring dan jangan sampai babi
hutan tidak tertarik untuk melewati untuk itu, lebarnya dibuat sama dengan
lebar jalan, kotak ini bisa dibuat dari bambu atau besi. Dibagian dalam kotak
diberi umpan sebagai pemikat.
d. Diracun
· Babi hutan diracun
dengan racun tradisional yang bisa dibuat sendiri dari campuran 1 kg kulit
kerang halus, air perasan akar tuba segar (1 kg), dan 1 kg ubi hutan yang di
parut. Campuran ini dimasukkan kedalam bambu atau kaleng kemudian diperam
selama 2-3 hari didalam tanah. Racun yang telah jadi di campur umpan kemudian
diletakkan ditempat yang sering dilalui babi hutan.
· Babi hutan diracun
dengan bahan kimia seperti zinkfosfide, fosfordeeeg, atau insektisida temik 10
G, zinkfosfide atau fosfordeeg sebaiknya dimasukkan kedalam kapsul atau ampul
plastik. Setiap ampul berisi 4-5 g zinkfosfide atau 10 g fosfordeeg. Racun ini
kemudian dimasukkan kedalam umpan. Umpan yang digunakan adalah ubi kayu, ubi
jalar, nangka, talas, bangkai tikus, bangkai ikan, usus sai, atau usus kerbau.
Umpan ini dipasang di tempat biasa dilalui oleh babi hutan. Sedangkan temik 10
g dapat dimasukkan atau dicamurkan dengan umpan secara langsung sebanyak 1-1,5
sendok teh. Untuk meningkatkan daya racun, sebaiknya temik diracun, sebaiknya
dicampur dengan cabai rawit.
b. Rusa
dan Kijang
a. Diusir atau Dihalau
· Rusa dan kijang
diusir dengan bunyi kentungan yang dipukul pada malam hari.
· Rusa diusir dengan
bantuan anjing pemburu.
· Disekitar kebun
karet diletakkan kotoran atau kulit harimau yang dibungkus dengan kain.
Bungkusan tersebut diletakkan dijalan yang biasa dilalui oleh rusa atau kijang.
Bahan lain yang bisa menggantikan kotoran harimau adalah campuran balerang dan
bawang merah yang telah digiling halus dan dimasukkan kedalam belahan jeruk
purut.
· Untuk menghalau atau
menakut-nakuti rusa atau kijang, disekitar areal kebun dipasang orang-orangan,
orang-orangan ini digerakkan dari suatu tempat yang tidak keliatan oleh
binatang-binatang ini.
· Karena yang banyak
diserang adalah kulit batang karet, maka sebaiknya setiap batang pohon diolesi
ter setipis mungkin. Ter ini tidak akn merusak pohon.
· Kebun karet
disekitarnya dibersihkan dari semak belukar. Kebun yang dekat dengan hutan
harus dijaga kebersihannya agar tidak dijadikan sarang rusa atau kijang.
b. Dibuat pembatas
· Dibuat pagar
setinggi minimun 1,5 m dari kayu atau bambu yang disusun rapat seperti untuk
mencegah babi hutan
· Jika cara diatas
tidak efektif,di buat tembok dari bata atau tanah yang sudah
dibentuk.pembuatannya sama dengan untuk mencegah serangan babi hutan.
c. Tapir
Gejala
· Tanaman muda tampak
tidak berdaun dan tidak berkulit
Penyebab
· Gejala tersebut
akibat dari serangan tapir(tapirus
indicus).tapir untuk tenuk banyak dijumpai dibeberapa daerah
disumatra.binatang ini hidup berpasangan atau sendiri-sendiri dalam
hutan.makanannya adalah daun-daun tanaman muda.
· Tapir sering
menimbulkan kerusakan pada kebun karet dengan memakan daun dan kulit tanaman
yang masih muda.akibatnya,pertumbuhan tanaman terhambat bahkan mengalami
kematian.kerusakan parah biasa nya terjadi pada kebun yang dekat dengan hutan
atau semak belukar.
Pengendalian
a. Diusir
·
Tapir
dapat diusir dengan cara membunyikan kentungan atau bunyi-bunyian lain pada malam hari.
b. Dibuat
pembatas
·
Untuk
mencegah terjadinya serangan,dibuat pembatas disekitar kebun karet.
·
Pembatas
bisa berbentuk pagar dari bamboo,kayu,tembok,atau berupa parit.cara
pembuatannya seperti pada babi hutan.
c. Melindungi batang
·
Batang
pohon karet yang letaknya berbatasan dengan hutan dibungkus dengan alang-alang,
ranting pohon, atau ranting bamboo setinggi 1,5 m dari permukaan tanah.
d. Kera
dan Beruk
Gejala
Pohon karet
yang masih muda tampak tidak berdaun muda. Cabang dan batang nya tampak seperti
digigit atau digerogoti binatang, terlebih pada tanaman yang dekat dengan
hutan.
Penyebab
Penyebabnya
adalah kera (macaca fascicularis) dan
beruk (macaca memestina). Binatang
ini banyak dijumpai dihutan-hutan sumatera dan Kalimantan. Cara hidupnya
bergerombol. Makanannya buah-buahan hutan serta daun tumbuh-tumbuhan muda.
Serangan paling berat dijumpai dikebun karet yang dekat dengan hutan atau kebun
yang ditanami tanaman sela seperti tanaman pangan dan buah-buahan.
Pengendalian
Untuk
mengendalikan serangan hewan ini dapat dilakukan dengan cara diusir atau
ditangkap.
-
Diusir
Untuk
mengusir kera dan beruk dari kebun karet dapat dilakukan dengan cara diburu, digantungkan
kera atau beruk mati di pohon-pohon dalam kebun, atau ditaburkan kapur barus di
sekeliling kebun terutama kebun yang dekat dengan hutan. Anjing sering dipakai
dalam memburu kera dan beruk.
-
Ditangkap
kera
dan beruk bisa ditangkap dengan jerat kawat atau jerat tali yang diletakkan
atau dipasang berdekatan dengan umpan. Selain jerat, hama ini bisa ditangkap
dengan kurungan yang terbuat dari kayu atau bamboo yang didalam nya diberi
umpan sebagai pemikat.
e. Gajah
Gejala
Areal
kebun karet mengalami kerusakan berat dengan patah atau tercabutnya pohon-pohon
karet didalamnya. Pohon yang masih muda menjadi tidak berdaun dan pohon dewasa
tampak terkelupas kulitnya dan areal kebun menjadi porak poranda.
Penyebab
Penyebabnya
adalah gajah (elephas maximus).
Hidupnya bergerombol dan berpindah-pindah untuk mencari makan. Makanan gajah
adalah buah-buahan, dedaunan muda dan kulit pohon muda.
Pengendalian
Mencegah
serangan gajah pada kebun karet hanya dapat dilakukan dengan cara diusir dan
dibuat pembatas kebun. Cara lain untuk mengusir gajah yaitu dengan cara membuat
pagar dari kayu atau tembok dan dapat juga dilakukan dengan kawat tembaga yang
dialiri arus listrik di sekeliling kebun.
f. Tikus
Gejala
Biji,
kecambah dan bibit dimakan habis. Kulit tanaman muda terkelupas dan tampak ada
bekas gerekan.
Penyebab
Gejala
tadi akibat serangan hama tikus (Rattus
sp), hewan tersebut hidup dilubang-lubang bawah tanah, semak belukar,
pohon-pohon dan perumahan. Perkembangbiakannya berlangsung sangat cepat. Jenis
tikus yang sering merusak yaitu :
a.
Rattus agentiventer hidup di areal persawahan.
b.
Rattus trevicadatus hidup di perkebunan kelapa dan kelapa
sawit.
c.
Rattus exulans hidup di hitan dan semak belukar.
Perkebunan
karet yang banyak dapat serangan tikus yaitu kebun yang dekat dengan perumahan
warga, dekat dengan hutan dan semak belukar.
Pengadalian
Ada 3 cara
pengendalianhama tikus yaitu :
a.
Cara
Kultur Teknis
Dengan
cara membersihkan kebun karet dari semak belukar.
b.
Cara
Mekanis
Dengan
cara membongkar sarang tikus dan menangkap tikusnya dengan bantuan perangkap
mekanis berumpan atau dengan perekat dimarat yang diletakan di jalan yang biasa
dilalui tikus.
c.
Cara
Kimiawi
Dengan
cara diracun menggunakan racun tikus Warafin atau Tomorin sebanyak 1g/15g umpan. Umpan yang biasa diguanakan
yaitu beras, jagung, ubi kayu, ikan asin dan minyak kelapa. Meracun tikus dapat
juga dilakukan dengan mencampur 5 g ikan asin, 10 g minyak sawit dan 5 g liin.
g. Tupai
Gejala
Batang
karet muda terkerat melingkar berbentuk spiral.
Penyebab
Penyebabnya
adalah tupai atau bajing (callosciurus
notatus). tupai hidup dihutan, semak belukar, dan kebun-kebun lainnya.
Sarangnya dibuat dari daun-daunan dan diletakkan diatas pohon.
Bagian
pohon karet yang diserang hama ini adalah batangnya.tupai mengerat batang karet
secara melingkar dengan bentuk spiral sehingga pertumbuhan batang terhambat dan
kulitnya sukar disadap. Akibatnya, produksi lateks menurun.
Pengendaian
Pengendalian dilakukan dengan cara
kultur teknis, mekanis dan kimiawi.
-
Secara
kultur teknis, hama ini dapat dicegah dengan cara membersihkan kebun karet dari
semak belukar.
-
Secara
mekanis, tupai ditangkap dengan jerat kawat, jerat tali, atau perangkap mekanis
berperekat. Cara lain adalh dengan memburunya dengan menggunakan senapan angin.
-
Sedangkan
secara kimia, tupai dapat diracun.
B.
GANGGUAN
PENYAKIT
Penyebab penyakit
yang sering dijumpai pada tanaman karet adalah jamur. Sedangkan bakteri atau
virus jarang dijumpai dan tidak menimbulkan kerusakan.
Berikut ini diulas
beberapa jenis penyakit karet yang menyerang akar, batang atau cabang, bidang
sadap, dan daun.
1.
Penyakit
akar
a.
Akar
putih
Gejala
Daun-daun tanaman
menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat kedalam. Daun0daun ini
kemudian gugur an ujung rantingnya mati. Pada akar tanaman tampak benang-benang
jamur putih dan agak tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar
sehingga sulit dilepas. Akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak, dan
berwarna coklat.
Penyebab
Penyebabnya adalah
jamur rigidoporuslignosus. Jamur ini
membentuk badan buah mirip topi pada
akar, pangkal batang, atau tunggul-tunggul tanaman.
Penyakit akar
putih merupakan jenis penyakit yang berbahaya bagi perkebunan karet.
Serangan penyakit
akar putih dapat mengakibatkan tanaman karet yang berumur 3 tahun mati dalam
waktu 6 bulan, sedangkan tanaman karet yang berumur 6 tahun akan mati setelah diserang selama setahun.
Penyakit akar
putih sering menimbulkan kerusakan didaerah yang bertekstur tanah gembur dan
berpasir. Areal bekas tanaman yang pernah terserang penyakit akar putih sering
menjadi sarang penyakit tersebut.
Pengendalian
Beberapa cara pengendalian penyakit akar putih
adalah sebagai berikut :
1) Sisa-sisa
akar atau tunggul tanaman diareal pertanaman atau tempat hidupnya jamur harus
dimusnahkan atau dibakar.
2) Menanam
tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun karet, tanaman yang dianjurkan
adalah kacang-kacangan seperti pueraria
javanica, centrosema pubescens, calopogonium mucunoides, psophocarpus
palustris, atau calopogonium
caemleum. Jenis tanaman ini berguna untuk mempertinggi aktivitas mikroba,
dan mempercepat pembusukan sisa-sisa akar.
3) Menanam
bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar putih.
4) Jika
sebelumnya kebun karet pernah mengalami serangan jamur akar putih, maka tanaman
harus dilindungi. Caranya, taburkan serbuk balerang sebnyak 100 g dengan radius
antara 30-100 cm. setelah itu serbuk dibenamkan kedalam tanah dengan bantuan
garpu. Penaburan serbuk balerang dilakukan setip tahun hingga tanaman berumur 5
tahun.
5) Diantara
pohon karet tidak dianjurkan ditanami tanaman sela yang merupakan inang jamur
akar putih seperti ubi kayu dan ubi jalar.
6) Tanaman
yang masih bisa diselamatkan diberi obat pelindung akar. Akar yang rusak berat
atau busuk dipotong dan dimusnahkan. Bagian yang luka ditutup dengan ter, atau
diolesi lzal 5%.
7) Membasmi
jamur akar putih dapat dilakukan dengan fungisida yang terdiri atas campuran
kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Bahan-bahan ini mengandung
bahan aktif PCNB. Namun biayanya sangat mahal.
8) Tanaman
yang tidak bisa diselamatkan lagi ditandai dengan gugurnya daun atau
membusuknya akar tunggang, harus dibongkar. Sisa-sisa akar harus disingkirkan
dan bekas lubang diberi 200 g serbuk balerang atau ZA.
9) Jamur
ini dapat juga dibasmi dengan isolate trichoderma
yang bersifat antagonis terhadap
jamur akar putih. Dengan adanya pemangsa ini membuat pertumbuhan jamur menjadi
terhambat. Untuk memacu pertmbuhan mikroba, trichoderma
ini datambahkan serbuk balerang.
Pemeriksaan tanaman sakit
Dapat dilakukan
dengan cara:
1) Pemeriksaan
perubahan warna tajuk dan akar dengan bantuan mulsa. Tajuk tanaman yang sakit
akan berwarna suram, kekuning-kuningan, dan ditandai dengan terbentuknya
daun-daun muda, bunga atau buah yang tidak wajar dan tumbuh lebih awal dari
biasanya. Bila tanaman dibongkar, biasanya terdapat benang-benang jamur yang
berwarna putih pada akar.
2) Pemeriksaaan
tajuk tanaman dilakukan 4 kali setahun dan apabila menggunakan mulsa dilakukan
2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan.
3) Tanaman
harus diperiksa kembali dan apabila pemeriksaan harus dilang kembali jika masih
terdapat benang-benang jamur.
b.
Penyakit
akar merah
Gejala
Gejala yang timbul
pada tanaman yanga terserang penyakit akar merah :
- Warna
daun berubah menjadi hijau pucat suram, menguning dan akhirnya gugur daun.
- Akanya
diliputi benang-benang jamur warna merah muda samapai merah tua.
- Apabila
dalam keadaan kering warna benangnya putih dan apabila dibasahi benang-benang
tersebut menjadi merah kembali.
- Akar
tanaman yang sakit akan membusuk berwarna jingga kehitaman dan apabila ditekan
akan keluar cairan.
Penyebab
Penyakit ini
disebabkan oleh jamur genoderma
pseudofferum dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Bentuk
badan buah jamurnya mirip topi
- Permukaan
atas badan buahnya berwarna merah kecoklatan.
- Permukaan
bawahnya berwarna putih kelabu penuh lubang kecil tempat spora.
- Badan
buah mengeras dan menegriput.
- Perkembangannya
sangat cepat pada berbagai jenis tanah.
Gejala serangannya
sangat lambat sehingga baru dapat diketahui beberapa tahun seteh diserang dan
tanaman akan mengalami kematian setelah terserang jamur selama 5 tahun.
Penularan penyakit
dapat terjadi akibat persinggungan akat shat dengan akar yang mengandung spora
berjamur, teapi dapat juga terjadi melalui angin yang membawa spora jamur.
Pengendalian
Pengendalian
penyakit ini dilakukan dengan memeriksa tanamana dengan metode sebagai berikut
:
1) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 atau 12 bualn
sekali untuk tanaman diatas umur 5 tahun.
2) Pengobatan harus segera dilakukan apabila ada
perubahan warna daun menjadi pucat dan kuning dan pada akar terdapat
benang-benang merah.
3) Tanaman yang sudah diobati diperiksa kembali
seperti pemeriksaan pada akar putih.
c.
Penyakit
akar lainnya
penyakit akar yang
tidak mematikan tanaman diantaranya :
- Penyakit
akar coklat (phellinus noxius)
- Penyaki
akar leher (ustulina maxima)
- Penyakit
akar kerbau (sphaerostible repens)
2.
Penyakit
batang
a. Jamur
Upas
Gejala
Gejala yang timbul apabila terserang jamur
upas :
- Pada
pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang-benan berwrna putih.
- Benang
yang tadinya putih akan membentuk kerak berwarna merah dan akhirnya berubah
menjadi warna merah tua.
- Batang
lateks akan berwarna kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman.
- Kulit
tanaman lama kelamaan akan membusuk dan berubah menjadi warna hitam.
- Kayu
dibagian bawah kulit menjadi rusak dan menghitam.
- Tajuk
dan percabangan akan mati dan mudah patah oleh angin.
Penyebab
Penyebabnya adalah
jamur corticiurn sarmotricolor jamur
ini memiliki 4 tingkatan perkembangan yaitu :
- Gejala
awal yaitu terbentuknya lapisan jamur tiprs berwarna putih pada permukaan kulit
(tingkat sarang laba-laba).
- Jamur
berkembang membentuk sekumpulan benang jamur (tingkat bongkol).
- Terbentuknya
lapisan kerak berwarna merah muda (tingkat kortisium).
- Pada
tingkat akhir jamur akan membentuk lapisan tebal berwarna merah tua (tingkat
nekator).
Pengendalian
- Jarak
tanam tidak terlalu rapat.
- Pengobatan
harus dilakukan se awal mungkin dengan menggunakan menggunakan pelumas
fungisida fylomac 90 dengan dosis 0,5%, Calixin MR, dowco 262 atau bubur bordo
dengan pelumasan 30 cm ke atas dan kebawah.
- Pengobatan
dilakukan dengan penyemprotan dengan alat semprot tangkai panjang.
- Bila
sudah terjadi serangan lanjut (tingkat kortisium dan nekator) maka dilakukan
dengan cara mengupas kulit yang busuk, kemudian batang yang tersisa dilumas
dengan Calixin MR secukupnya.
- Percabangan
yang mati sebaiknya dipotong pada musing kering saat penyakit tidak aktif dan
bekas potongannya diolesi Izal 5%.
Pemeriksaan
Tanaman Sakit
- Pemeriksaan
dilakukan seminggu sekali pada awal dan akhir musim hujan.
- Bila
terdapat benang-benag jamur seperti sutera pada pangkal percabangan maka segera
dilakukan pengobatan.
- Apabila
tanaman diobati dengan fylomac atau bubur ordo maka dilakukan 2 minggu sekali
sedangkan tanaman yang diobati memakali Calixin MR atau Dawco 262 maka
dilakukan pemeriksaan setelah 3 sesudah pengobatan.
b. Kanker
Bercak
Gejala
Gejala yang timbul apabila terkena kanker
bercak tidak dapat terlihat karena terdapat di bagian bawah kulit dengan
tanda-tanda sebagai berikut :
- Warna
kulit coklat kemerahan.
- Bercak
meluas kesamping, cambium dan bagian kayu.
- Pada
bagian yang sakit biasanya keluar cairan lateks berwarna coklat kemerahan dan
berbau busuk.
- Lateks
berkumpul di belakang kulit sehingga mengakibatkan pecah dan terbuka pada kulit batang.
- Bagian
kulit yang terbuka sering dimasuki serangga penggerek batang.
Penyebab
Jamur phytophora
palmivora, serangannya ekan mengakibatkan kerusakan pada kulit batang
diluar bidang sadap atau kulit percabangan, sering terjadi di kebun yang
mempunyai kelambaban tinggi dan daerah berklim basah.
Pengendalian
- Klon
yang peka seperti GT1.
- Jarak
tanam diatur sehingga terhindar dari kelembaban.
- Tanaman
penutup tanah dipangkas dan gulma diberantas untuk menghindari kelembaban.
- Kulit
yang membusuk dipotong sampai ke kulit yang sehat.
- Bekas
potongan diolesi difolatan 4F 3% dan ditutup dengan petrolatum (shell otina compound) untuk mempercepat
pemulihan.
Pemeriksaan
tanaman
Untuk pememeriksaan yang terkena jamur ini
yaitu :
- Dilakukan
seminggu sekali dimulai awal hingga akhir musim hujan.
- Segera
lakukan pengobatan apabila lateks yang keluar berwarna coklat merah dengan bau
busuk dan kulit pecah.
- Pemeriksaan
dilakukan selang satu minggu sekali.
c. Penyakit
Busuk Pangkal Batang
Gejala
Gejala awal sulit
diketahui, kulitnya kering dan pecah-pecah, sedangkan kayu bagian atas masih
baik dan utuh. Lambat laun kulit menjadi hitam, bagian kayunya rusak dan sisi
bagian barat dari kaki gajah mulai rusak.
Penyebab
Penyebabnya adalah
cendawan Botrydiplodia theobromae,
badan buahnya dapat banyak menghasilkan spora dalam kulit batang yang
terserang. Untuk umur tanaman 3 tahun mencapai 30%, tanaman umur 4 tahun 66%,
untuk umur 5 tahun ke atas jarangn mendapat serangan.
Terjadinya
serangan ini disebabkan oleh :
- Musim
kemarau panjang.
- Tanaman
kekurangan air.
- Kondisi
tanaman yang jelek.
- Tanaman
luka oleh alat petani.
- Kelembaban
yang tinggi dan suhu udara rendah.
Pengendalian
Usaha pengendalian yang dapat dilakukan
antara lain sbb :
- Pemberian
fungisida harus tepat terutama pada tanaman yang tingkat serangannya dibawah
tahap kerusakan lanjut.
- Pemupukan
diberikan dengan dosis dan waktu yang tepat.
- Penyulaman
dilakukan apabila persentase tanaman yang rusak berat kurang dari yang sehat,
bibit sulam adalah bibit stum tinggi.
Pemeriksaan
Tanaman
- Dilakukan
pemeriksaan selama 5 tahun pertama.
- Jika
terjadi gejala makan harus segera dilakukan pengobatan dan penyulaman.
d. Penyakit
Batang Lain
Beberapa penyakit
batang lain sering menyerang batang tanaman karet, tetapi umumnya tidak
merugikan dan bukan merupaka penyakit yang berbahaya, penyakiy tersebut
diantaranya :
- Penyakit
cendawan Phytophthora palmivora.
- Penyakit
cendawan Phytium complectens.
- Penyakit
nekrosis kulit Fusarium solani
- Penyakit
pecah kulit.
3.
Penyakit
bidang sadap
a. Kanker
garis
Gejala
Gejala awal
penyakit ini ditandai dengan dengan adanya selaput tipis warna putihdan tidak
begitu jelas menutupi alur sada, apabila dikerok atau diiris dibawah kulit
diatas irisan sadap akan tampak garis tegak warna coklat ata hitam. Dari bagian
ini akan keluar tetesan lateks berwarna coklat dan berbau busuk.
Penyebab
Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan phytophthora palmivora, penyakit ini mengakibatkan
benjolan-benjolan dan cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga penyadaan
berikutnya sulit dilakukan. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah yang
mempunyai kelembaban tinggi, beriklim basah dan tanaman yang disadap terlalu
dekat dengan tanah.
Pengendalian
Cara pengendalian penyakit ini sbb :
- Tidak
dianjurkan menanam klon karet yang peka terhadap penyakit ini, seperti PR107,
PR 261, LCB 1320 atau RW 101. Dan sebaiknya penanaman dilakuakn dengan
menggunakan klon karet seperti PR 300 dan 303.
- Jarak
tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar dari kelembaban yang
tinggi.
- Tanaman
penutup tanah yang terlalu dipangkas dan gulma diberantas untuk mengurangi
kelembaban.
- Pemupukan
sesuai dosis yang dianjurkan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan pemulihan
kulit berlangsung cepata.
- Penyadapan
tidak boleh terlalu dalam.
- Hindari
penyadapan yang terlalu dekat dengan permukaan tanah.
- Dilakukan
tindakan pengobatan dengan fingisida difolatan 4F 2%, difolatan 80 WP 2%,
demosan 0,5% atau actidione 0,5%, pemberiannya dilakukan dengan melumkan fungisida
disepanjang jalur selebar 5-10 cm diatas dan dibawah alur sadap dengan
menggunakan kuas. Pelumasan dilakukan sebaiknya dilakukan setelah pemungutan
lateks dan lateks belum membeku. Bidang sadap yang telah diolesi ditutup
menggunakan Secony CP 2295 A. selai pelumasna juga dapat dilakukan dengan
penyemprotan fngisida pada alur sadap.
- Bila
sudah ada bagian yang membusuk, segera dilakukan pengorekan seperlunya pada
bagian tersebut kemudian dilumasi dengan fungisida.
- Sebelum
dilakukan penyadapan, pisau sadap dolesi dengan difolatan 4 F 1% atau difolatan
80 WP 1%.
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pemeriksaan
dilakukan setiap ban sadap setiap hari selama musim hujan terutama pada kebun
yang mempunya kelembaban tinggi.
- Pengobatan
harus segera dilakukan bila terdapat gejala serangan penyakit ini.
- Tanaman
yang telah diobati diperiksa setiap minggu, bila terdapat kulit yang busuk
segera diobati dengan mengoleskan difolatan 4F 2% pada bagian yang busuk.
b. Mouldy
rot
Gejala
Gejala
permulaannya tampakselaput tipis putih pada bidang sadap dekat dengan alur
sadap dan selaput tersebut berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna
kelabusejajar dengan alur sadap dan apabila dikorek akan tampak bintik-bintik
cokelat atau hitam. Bekas serangan akan membentuk cekungan berwarna hitam
seperti melilit sejajar alur sadap.
Penyebab
Penyebabnya yaitu
cendawan Ceratocystis fimbriata,
jamur ini memiliki benang-benang hifa yang membentuk lapisan berwarna kelabu
pada bagian yang terserang. Serangan mauldy rot ini biasanya timbul pada musim
hujan dan paling banyak dijumpai di daerah beriklim basah dan mempunyai
kelembaban yang tinggi dan tanaman yang dekat dengan tanah.
Pengandalian
- Klon
yang ditanam dianjurkan seperti PR107, LCB 479, LCB 1320 dan WR 101.
- Jarak
tanam jangan terlalu rapat.
- Tanaman
penutup tanah dipangkas jangan terlalu lebt dan gulma diberantas.
- Tanaman
diberi pupuk yang sesuai dosis dan teratur.
- Penyadapan
jangan terlalu sering agar kulit cepat pulih.
- Tanaman
yang sakit dilumasi fungisida difolatan, derosal actidion.
- Setiap
penyadapan pisau sadap dilumasi difolan 4F 1%.
Pemeriksaan
Tanaman
- Pengamatan
dilakukan setiap musim hujan, terutama dari musim kemarau ke musim hujan.
- Pengobatan
harus segera dilakukan apabila gejala sudah mulai terlihat.
- Lakukan
pemeriksaan kembali bidang sadap yang telah diobati, apabila masih terdapat
kulit yang busuk harus dikerok dan dilumasi fungisida.
c. Brown
bast
Gejala
- Tidak
mengalirnya lateks dari sebagian dan seluruh alur sadap.
- Kulit
tampak pecah-pecah dan pada batang terjadi pembengkakan dan benjolan.
Penyebab
Penyakit ini
timbul disebabkan karena
- Terlalu
sering disadap dengan menggunakan bahan perangsang lateks ethepon (ethrel).
- Tanaman
tumbuh terlalu subur yang berasal dari biji.
Pengendalian
- Hindari
penyadapan yang terlalu sering dan mengguanakan bahan perangsang.
- Apabila
terjadi penurunan kualitas lateks sebaiknya intensitas penyadapan diturunkan.
- Untk
menghindari peluasan penyakit sebaiknya dibuatkan parit antara kulit yang
berpenyakit dan kulit sehat.
- Bila
kulit sudah mongering seluruhnya, penyadapan dapat dilanjutkanpada kulit bagian
lain dengan intensitas penyadapan yang sangat rendah.
- Apabila
kulit sudah tidak bisa disadap lagi, pohon diistirahatkan sampai sembuh.
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pemeriksaan
dilakuakan setiap hari terutama pada klon-klon yang peka, kebun yang
intensitasnya tinggi atau pohon yang menggunakan perangsang lateks (ethephon).
- Usaha
pencegahan meluasnya serangan harus segera dilakukan bila pohon mengalami geala
serangan.
- Pohon
yang diistirahatkan diperiksa setiap bulan dengan cara mengorek kulit dibawah
alur sadap dan apablia sudah keluar lateks maka penyadapan sudah dapat
dilakukan kembali dengan intensitas rendah.
4.
Penyakit
daun
a. Penyakit
embun tepung
Gejala
- Daun
muda berwarna hitam, lemas, keriput dan seperti berlendir.
- Dipermukaan
daun terdapat bercak-bercak bundar berwarna putih seperti tepung.
- Pada
serangan lanjut dan dan tangkai akan gugur.
- Serangan
pada bunga menyebabkan bunga berguguran.
Penyebab
- Disebabkan
oleh jamur oidium heveae dan dsering disebut penyakit oidium.
- Mengakibatkan
tanaman akan terhambat dan produksi lateks menurun dan produksi biji merosot
- Penularannya
melalui spora yang diterbangkan oleh angina tau embun dan dapat mencapai jarak
yang jauh.
Pengendalian
- Tanaman
yang diserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis tinggi.
- Klon
yang peka diokulasi dengan klon yang tahan pada ketinggian 2 meter diatas tanah
pada tanaman umur 2-3 tahun sehingga diharapkan tajuknya bebas dari penyakit
embun tepung.
- Daun-daun
tanaman digugurkan sebelum masa guru daun tahunan dengan menggunakan asam
kakodilik (1,5 Kg/45 1 air/Ha).
- Perlindungan
atas serangan embun tepung dilakukan dengan cara menghembuskan belerang
seminggu seklai selama lima minggu.
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pengamatan
tanaman dilakukan setiap hari mulai dari tanaman akan membentuk daun baru
sampai daun sudah menghijau.
- Penanggulangan
segera dilakukan bilsa tampak gejala serangan penyakit.
- Bila
cuaca kering diselingi hujan singkat dank abut dimalam dan pagi hari pada saat
tanaman membentuk daun-daun baru sebaiknya dilakukan penanggulangan segera.
b. Penyakit
colletotrichum
Gejala
- Daun
muda tampak lemas berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan akhirnya
gugur.
- Daun
tua tampak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput dan
sebagian ujungnya mati.
- Pucuk,
buah dan ranting menampakan gejala yang sama seperti pada daun.
Penyebab
- Penyebabnya
adalah cendawan Colletotrichum
gloeosporoides, sporanya banyak dihasilkan pada bercak daun dalam keadaan
cuaca lembab atau hujan.
- Akibatnya
daun tanaman gugur dan pertumbuhannya terhambat.
- Penyebaran
sporanya pada malam hari pada saat cuaca lembab dan hujan.
Pengendalian
- Untuk
mempercepat pembentukan daun muda, dosis pemupukan harus ekstra dimulai daun
beru hingga daun menjadi hijau.
- Klon
yang peka diokulasi dengan klon yang tahan pada ketinggian 2 meter diatas tanah
pada tanaman umur 2-3 tahun dilapangan.
- Daun
digugurkan lebih awal menggunakan kakodilik.
Pemeriksaan
tanaman sakit
Pemeriksaan yang
dilakukan hampir sama dengan pemeriksaan tanaman yang terserang penyakit emtxun
tepung.
c. Penyakit
phytophthora
Gejala
- Gejala
awal buah tampak berwarna hitam dan membusuk.
- Tangkai
dan daun gugur.
- Daun
yang gugur masih berwarna hijau disepanjang tangkainya terdapat dan gumpalan
lateks
- Daun
lain yang terserang dan masih melekat pada ranting akan menguning kemudian
gugur.
Penyebab
- Penyebabnya
cendawan phythopora botriosa atau phytophora palmivora, cendawan ini banyak
membentuk spora pada pucuk tanaman dan buah. Spora dapat bertahan hidup pada
daun yang gugur dalam tanah.
Pengendalian
- Klon
yag peka sebaiknya jangan ditanam di derah yang sering mengalami serangan
cendawan ini.
- Lakukan
penyemprotan fungisida cobox atau cupravit (4,5 Kg O.i dalam 45 1 minyak/ha).
- Untuk
bubur bordo harus menggunakan mist blower atau dengan pesawat udara.
- Penyemprotan
dilakukan sebanyak 6 kali dengan selang 1 minggu, pada saat penyemprotan
mangkuk lateks harus ditelungkupkan.
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pemeriksaan
dilakukan setiap hari pada saat tanaman mulai menghasilkan buah.
- Penanggulangan
dilakukan apabila terdapat buah berwarna hitam dan busuk.
- Timbulnya
cendawan ini dapat diketahui dengan perubahan cuaca, apabila curah hujan
sekurang-kurangnya 2,5 mm/hari dan penyinaran matahari terjasi selama 3
jam/hari selama 4 hari berturut-turut dan pada pohon terdapat buah-buah yang
mulai masak.
d. Penyakit
crynespora
Gejala
- Daun
muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya
mati serta menggulung.
- Daun
tua juga tampak bercak hitam dan minyirip tetapi tidak jelas.
- Bercaknya
akan meluas sejajar dengan urat daun dan kadang tidak teratur.
- Bagian
pusat bercak berwarna cokelat atau kelabu, kering dan berlubang.
- Daun
menjadi kuning atau cokelat kemudian gugur.
Penyebab
Disebabkan oleh cendawan corynespora cassiicola, dengan cirri-ciri
:
- Hifanya
berwarna hitam pucat.
- Spora
dihasilkan pada bagian bercak atau pada bagian yang hijau.
- Hifa
dan sporanya kurang jelas terlihat pada permukaan daun.
- Cendawan
ini memiliki banyak tanaman inang.
Pengendalian
- Dianjurkan
tidak menanam klon yang peka seperti PPN 2058, PPN 2444, PPN 2447, PR 266, PR
263, PPN 2005, KRS 21, RRIC 103, PPN 2035, BPM 22, BPM 26, AVROS 256 dan IMS 3.
- Tanaman
diberi pupuk ekstra dengan kadar nitrogen rendah dengan tujuan membantu
pertumbuhan tanaman agar lebih baik sehingga tahan terhadap serangan cendawan.
- Klon
yang peka diokulasi dengan yang tahan untuk mendapatkan
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pemeriksaan
tanaman dilakukan 4 hari sekali dimulai saat daun terbentuk, terutama pada klon
yang peka.
- Segera
lakukan pengobatan apabila sudah erlihat gejalanya.
- Timbulnya
serangan dapat diketahui dengan adanya perubahan cuaca, bila cuaca agak lembab
dengan curah hujan ringan dalam jangka waktu yang lama diramalkan akan terjadi
serangan yang sangat hebat dari cendawan ini.
e. Penyakit Helminthosporium
Gejala
- Gejala
awal daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur.
- Daun
yang dewasa ditandai dengan adanya bintik-bintik cokelat lambat laun membesar
dan berbentuk bundar.
- Bangian
pusatnya tipis, berwarna kelabu, tembus cahaya sedangkan bagian ujungnya
menggulung.
Penyebab
- Penyakit
ini disebabkan oleh cendawan helminthosporium
heveae. Cendawan ini hifanya berwarna putih dan spora yang dihasilkan
berwarna cokelat, dihasilkan pada bagian bercak daun.
- Penyakit
ini sering menyerang persemaian dan pembibitan dan sering disebut penyakit mata
burung.
- Mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terhambant sehingga waktu okulasi menjadi terlambat.
- Serangan
ini terjadi pada musim kemarau.
- Serangan
akan meningkat apabila pemupukan memakai nitrogen dosis tinggi, tanaman lemah
dan kekurangan air.
Pengendalian
- Persemaian
dan pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa
berkembang dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
- Persemaian
diberi naungan untuk menghindari penyinaran matahari langsung.
- Pemupukan
harus dengan dosis yang tepat dan jangn terlalu banyak nitrogen.
- Tanaman
harus dilindungi menggunakan fungisida dhitane M-45 0,2% atau daconil 0,2%.
- Fungisida
diberikan empat kali dengan selang 1 minggu dimulai saat daun-daun baru
terbentuk.
Pemeriksaan
tanaman sakit
- Pemeriksaan
dilakuakn setiap hari pada saat daun muda mulai terbentuk.
- Upaya
perlindungan tanaman dilakukan pada saat gejala serangan sudah mulai Nampak.
f. Penyakit
daun lain
Penyakit daun lainnya
dianggap kurang berbahaya pada tanaman karet adalah penyakit daun yang
disebabkan oleh ganggang (chephaleuros
mycoidea), penyakit daun yang disebabkan oleh phyllosticta heveae, penyakit embun jelaga (copnodium sp.).
C.
GANGGUAN
GULMA
1.
Cara
pengendalian
a. Pengendalian
gulma dipembibitan
Areal pembibitan harus diusahakan bersih
dari gulma, pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara :
- Mekanis,
yaitu dengan mengguanakan cangkul atau kored setiap 2 minggu sekali sampai
tajuk bersinggungan, selanjutnya dilakuakn 1 bualan sekali.
- Kimia,
dilakukan dengan herbisida setelah bibit berumur 4-5 bulan dan batangnya
berwarna cokelat. Diusahakan herbisida jangan samapai mengenai bibit.
b. Pengendalian
gulma diareal perkebunan
- Pengendalian
gulma di kebun yang belum menghasilkan
Dapat dilakukan
dengan cara sbb :
a. Menanam
tanaman penutup, jenis tanaman yang sering digunakan yaitu centrosema pubescens, colopogonium mucunoides dengan perbandingan
2:2:1.
b. Pemeliharaan
piringan, dapat dilakukan secara manual dan kimiawi.
c. Pemeliharaan
gawangan tanaman, ada 2 cara pemeliharaan gawangan ini yaitu dengan
pengendalian gulma pada gawangan tanpa tanaman kacangan penutup tanah dan
gawangan dengan LCC.
- Pengendalian
gulma di kebun yang sudah menghasilkan
Pemberantasan
gulma dilakukan secara manual dan kimia, secara kimia herbisida yang digunakan
yaitu herbisida purna tumbuh seperti gramoxone, ustinex, roundup. Penyemprotan
dilakukan 2 kali selang 2 minggu.
2.
Gulma
berbahaya dn pemberantasannya
a. Alang-alang
Tumbuahn ini hidup
secara berkelompok atau sendiri-sendiri, untuk yang tumbuh sendiri-sendiri
dapat dilakukan pemberantasan dengan cara manual dengan mencabut dan menjemur
akarnya. Tetpi apabila berkelompok harus menggunakan herbisida misalnya dowpon
M dengan konsentrasi 1-2% atau roundup dengan 0,6-0,8%, penyemprotan langsung
pada gulma dan apabila masih ada yang tumbuh konsentrasi herbisida dinaikan.
b. Sembung
rambat
Pertumbuhannya
merambat sangat cepat dan sering tumbuh di piringan tanaman, pemberantasnnya
dapat dilakukan secara manual dengan cara menggulung gulma tersebut, dan dapat
juga dilakukan secara kimia dengan menyeprotkan herbisida dengan tahapan :
- Penyemprotan
pertama ditujukan ke seluruh sembung rambat.
- Penyemprotan
kedua ditujukan pada sembung rambat yang belum mati.
- Dilakukan
secara interval 3-4 minggu.
Apabila gulma
tersebut masih belum mati maka gulma tersebut harus dicabut sampai
akar-akarnya, dikeringkan lalu dibakar.
c. Gulma
lainnya
Ada beberapa gulma
yang tidak sebahaya gulma alang-alang sambung rambat, diantaranya krinyuh (chromolaena odorata), harendong (melastoma malabathricum), pakis kawat (glichenia linearis) dan ficus (ficus sp.). untuk memberantas gulma ini
harus secara manual dengan mendongkel dampai ke akarnya.
D.
GANGGUAN
FISIK DAN KIMIA
1. Angin
Angin mengakibatkan
patah batang atau cabang dan tumbangnya tanaman, cara pengendaliannya dapat
dilakukan dengan kultur teknis sbb :
- Penggunaan
klon yang tahan angin di daerah yang sering dilanda angin, klon yang taha
diantaranya AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
- Penunasan
dengan menyingkirkan cabang yang bersudut sempit.
- Tanaman
dirangsang agar tumbuh percabangannya.
- Dicegah
dengan rumpang-rumpang dipertanaman karet.
- Penanaman
tanaman sela seperti pisang atau tanaman tahan angin lainnya disekeliling
kebununtuk mengurangi kerusakan tanaman muda.
Cara perawatan
pohon rusak dapat dilakukan sbb :
- Ujung
yang patah digergaji dan ditutup dengan ter yang telah di izal 5%.
- Batang
pohon karet yang patah karet dibawah 2 meter sebaiknya dibongkar.
- Apabila
kerusakan lebih dari 50% seluruh tanaman dibongkar dan diganti dengan klon baru
yang tahan dengan angin.
2. Kebakaran
Pencegahan
- Memberikan
peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati dalam pembakaran semak belukar
apalagi pada musim kemarau.
- Dilakukan
pengawasan secara ketat di sekeliling kebun pada saat musim kemarau.
- Alang-alang
dan semak belukar didalam kebun atau 20m disekeliling kebun harus dibersihkan.
Perawatan
pohon rusak
- Pohon
yang mengalami luka bakar sebaiknya dirawat dengan melumaskan larutan kapur
(0,3 Kg kapur tohor dalam 1 1 gelas yang mengandung izal 5%) pada bagian yang
terbakar.
- Bekas
luka diolesi dengan petrolatum (shell otina compound) untuk mempercepat
pemulihan.
3. Sambaran petir
Cirri-ciri tanaman karet yang tersambar
petir :
- Mati
pucuk
- Layu
- Batang
membusuk dan akhirnya mati.
- Pohon
yang mati mengelompok dan tanaman mengalami luka.
- Luka
pada batang atau leher akar tampak seperti terkena kanker bercak.
Untuk mengobati
tanaman luka diolesi dengan izal 5% kemudian dilumasi dengan petrolatum agar
cepat pulih dan harus ditutup ter untuk mencegah masuknya kumabang pengebor.
4. Keracunan herbisida
Tanda keracunan herbisida :
- Mengeluarkan
lateks dari bagian batang dan cabang.
- Daun
menjadi layu
- Keguguran
daun bahkan sampai pohon mati.
Pencegahan :
- Setiap
penggunaan herbisida jangan sampai mengenai tanaman karet.
- Pencampuran
atau penuangan herbisida dilakukan diluar areal tanaman.
E.
KARANTINA
TANAMAN
1. Sekilas mengenai karantina
Tanaman karet
memiliki batas daya tahan terhadap hama dan penyakit, untuk mencegah hal
tersebut harus dilakukan karantina. Pengawasan pada klon-klon karet juga harus
dilakukan dengan tujuan untuk melindungi nilai ekonomis dan ilmiah yang tinggi
dari klon karet tersebut. Di asia tenggara klon-klonnya merupakan klon yang
peka terhadap penyakit SALE (penyakit rapuh daun).
2. Pemasukan tanaman
Banyak penyakit
yang membahayakan selain dari penyakit rapuh daun, diantaranya yaitu penenoshpora tabacina, bija blanca dan
golden nematode. Berdasarkan stastbland No. 427/1926 karantina tumbuhan
Indonesia melarang masuk bibit dari amerika selatan, dan larangan ini diperkuat
oleh ANRPC mengenai SALB dijakarta tahun 1984 yang dalam keputusannya “menyatakan tidak membenarkan pengimporan
bibit tanaman serta bagian dari karet dalam keadaan hidup maupun mati dan bahan
non karet dari daerah SALE di Amerika Latin kecuali untuk keperluan penelitian
setelah mendapat izin masuk dari pemerintah dan mendapat perlakuan khusus sejak
dari Negara asal, karantina antara dan tempat tujuan.
Menurut SK Menteri
Pertanian No. 559/Kpts/KB.630/8/85, “bibit
karet yang diperbolehkan masuk ke Indonesia antara lain harus memiliki syarat
berasal dari Negara bebas SALB, dalam jumlah kecil, stek berasal dari pohon
induk yang bebas penyakit mycrocylus ulei, serta harus dikenakan perlakuan
karantina pascamasuk (post entry quarantine).
SK mentri
pertanian No. 798/Kpts/TP.830/10/84, menetapkan Tanatephorus cucumeris dan leptopharas heveae.
3. Pengeluaran tanaman
Berdasarkan UU No.
2 Tahun 1961 dan peraturan pelaksananya (Peraturan Menteri Pertanian
No.6/PMP/1961),”pengeluaran bibit karet
wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkandan
mendapat izin pengeluaran dari Mentri Pertanian”.
4. Hambatan karantina
Sebagaimana telah
kita ketahui bahwa penularan jasad pengganggu bukan saja oleh bibit tanaman,
melainkan juga oleh lalu lintas manusia, barang dan lain-lain, oleh karena itu
karantina tumbuhan harus bekerja sama dengan instansi lain, seperti imigrasi,
bea cukai, perhubungan udara, dan pariwisata baik dari dalam negeri maupun
negeri asal tumbuhan tersebut.
Trimakasih ya Bu Mustika, kalau bisa dilengkapi gambar serangannya ya ?
ReplyDeletemaaf pak sebelumnya saya bukan ibu2 hehee...
Deleteuntuk gambar saya akan usahakan upload serangga pengganggu tanaman karet di postingan berikutnya..trim's pak yawa
ReplyDeletePT. BASMAA KURNIA UTAMA
JUAL :
1. PUPUK DOLOMITE
2. CALCIUM CARBONATE CaCo3 POWDER
3. QUICK LIME/KAPUR TOHOR CaO POWDER
DAN BINGKAHAN
4. HYDRATED LIME Ca(OH)2
HUBUNGI :
+62 822 11855757, +62 853 2947 5858