A. Pemupukan pada TBM
1. Rencana
Pemupukan
- Buat rencana pemupukan dengan mandor pupuk sebagai leadernya, mandor pemupukan dengan krani afdeling membuat rencana pemupukan sesuai dengan pedoman RKAP dan RAB .
- Rencana meliputi :
- Blok yang akan dipupuk
- Jumlah kebutuhan pupuk/blok ( dosis x jml pohon)
- Permintaan kendaraan dan rencana tempat pengeceran pupuk.
2. Peralatan
- Bakul/ember untuk isi 10 kg
- Takaran : dari mangkuk plastik seperti bekas sabun atau yang lain.
- Kain gendong.
- Sarung tangan.
3.
Pelaksanaan Pemupukan
Sebelum
dipupuk keadaan piringan harus sudah bersih/sudah digaruk.
- Sistem pemupukan dilakukan per jenis pupuk dan tidak dianjurkan mencampur pupuk terlebih dahulu.
- Upuk Urea, ZA, MOP (KCL) dan Kieserite, waktu penaburannya boleh berurutan.
- Pupuk RP/TSP dihindari agar tidak bercampur dengan ZA, dengan cara pemupukan RP/TSP dilaksanakan sesudah pemupukan ZA.
- ( HK/ha ) sbb :
- Membuat RK,SPK,SPB : 0,04
- Mengangkut pupuk : 0,18
- Mengumpul goni : 0,04
- Menabur : 0,30
- Pupuk diecer ke titik-titik pengeceran yang telah ditentukan.
- Sistem pemupukan adalah ancak giring, dimana pekerja digiring ke 1 blok hingga selesai, kemudian baru pindah ke blok lain.
- Pupuk ditabur dipiringan,1 orang penabur berjalan sekaligus 2 baris tanaman (1 gawangan ).
- Jarak penaburan dapat dipedomani sebagai berikut :
- TBM 0 : 30-50 cm
- TBM 1 : 50-100 cm
- TBM 2 : 100-150 cm
- TBM 3 : 150-200 cm
4.
Dosis Pupuk
- Dosis pupuk pada TBM Kelapa Sawit.
Umur (Bulan)
|
Dosis (Kg/Pohon)
|
||||
ZA atau urea
|
RP
|
MOP
|
Kieserite
|
HGFB
|
|
Saat tanam
1
3
5
8
12
|
-
0,10
0,25
0,25
0,25
0,50
|
0,5
-
-
0,50
-
0,75
|
-
-
-
0,15
0,35
0,35
|
-
-
-
0,10
0,15
0,25
|
-
-
-
-
0,02
-
|
Jumlah
TBM 1
|
1,35
|
1,75
|
1,00
|
0,70
|
0.02
|
16
20
24
|
0,50
0,50
0,50
|
-
1,00
-
|
0,50
0,50
0,75
|
0,50
0,50
0,50
|
0,03
-
0,05
|
Jumlah
TBM 2
|
1,50
|
1,00
|
1,75
|
1,50
|
0,08
|
28
32
|
0,75
0,75
|
1,00
-
|
0,75
1,00
|
0,75
0,75
|
-
-
|
Jumlah
TBM 3
|
1,50
|
1,00
|
1,75
|
1,50
|
-
|
Total
|
4,35
|
3,75
|
4,50
|
3,70
|
0,10
|
5. Aplikasi
Pupuk
- Aplikasi pemupukan padaTBM
Aplikasi Pupuk
|
Jarak Penaburan
|
TBM
1 :lebar piringan 1,00 m
TBM 2 :
lebar piringan 1,50 m
TBM 3 :
lebar piringan 2,00 m
|
Pupuk
B= 0-50 cm
N= 50-100 cm
P ,
K , Mg= 50-100 cm
Pupuk
B=0-50 cm
N=50-100 cm
P , K , Mg
=50-150 cm
Pupuk
N =50-100 cm
P , K , Mg
=50-200 cm
|
- Pupuk ditabur pada permukaan piringan pohon, dari pangkal pohon kearah pinggir piringan.
B .
Pemupukan pada TM
- Jenis dan dosis pupuk berdasarkan pedoman dari kantor pusat atau Rekomendasi dari Balai Penelitian.
- Dasar penyusunan rekomondasi pemupukan mempertimbangkan :
- Hasil analisa tanah.
- Hasil analisa daun.
- Pengamatan pertumbuhan tanaman.
- Gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/terlihat dilapangan.
- Produksi yang dicapai TBS/ha/th.
- Realisasi pemupukan sebelumnya.
- Di tingkat kebun/afdeling yang perlu disiapkan adalah contoh daun kelapa sawit (diambil 1 kali/tahun) untuk di analisa di laboratorium.
- Sebagai pedoman umum, dosis pupuk TM dapat dilihat :
Pemupukan
|
Dosis Pupuk ( Kg/phn )
|
||||||
(Aplikasi)
|
Urea atau ZA
|
RP atau TSP
|
MOP
|
Kieserite
|
HGFB
|
||
Semester 1
Semester 2
|
1,00
1,00
|
1,50
1,50
|
0,75
1,00
|
0,50
0,75
|
0,75
0,75
|
0,50
0,75
|
-
O,05
|
Jumlah
|
2,00
|
3,00
|
1,75
|
1,25
|
1,50
|
1,25
|
0,05
|
Tanda-tanda
Kekurangan Hara :
Beberapa
tanda/gejala visual kekurangan hara dilapangan adalah :
- N Daun menguning, warna pucat terutama pada daun yang tua, daun muda tetap hijau .
- P Jarang bisa dilihat langsung secara jelas, bila sudah terjadi dalam waktu yang lama. Ukuran daun makin lama mengecil dan pertumbuhan tanaman kerdil. Bila ada vegetasi rumput/lalang, tulang daunnya berwarna keunguan.
- K Daun – daun tua menguning mulai dari ujungnya disertai bercak-bercak warna orange.
- Mg Jelas terlihat pada daun terutama yang terkena sinar matahari langsung. Warnanya menguning kemudian mengering dimulai dari pinggir helai daun terutama pada daun tua, jumlahnya terkadang sampai 1 lingkaran (8 daun).
- S Kebalikan dan kekurangan N. Pada kekurangan S yang menguning pucat adalah daun-daun muda sampai sebanyak 1-2 putaran daun (8-16 pelepah).
- B Daun muda tumbuhnya tidak normal seperti melingkar, ujung anak daun membentuk seperti kait atau menggulung, anak daun pada ujung pelepah seperti jarum.
Waktu
Aplikasi
Pada situasi
yang normal, semua hara makro (N, P, K dan Mg) harus diberikan sebelum
pemberian unsur mikro (B, Cu dan Zn).
Pupuk
diaplikasi pada saat kondisi lembab yang umumnya pada awal dan akhir musim
hujan.
Prakiraan
priode akhir musim hujan (aplikasi SM I) dan awal musim hujan (aplikasi SM II)
berdasarkan data merata curah hujan setiap wilayah
Wilayah
|
Aplikasi pemupukan (bulan)
|
|
Semester I
|
Semester II
|
|
Sumatra Utara
|
Maret – April
|
Agustus - September
|
Riau
|
Maret – April
|
Agustus – Oktober
|
Jambi
|
April – Mei
|
September – Oktober
|
Sumatra Selatan
|
April – Mei
|
September – Oktober
|
Lampung
|
Maret – Mei
|
Oktober – Nepember
|
Bangka
|
Februari – Maret
|
Agustus – September
|
Belitung
|
Februari – Maret
|
Agustus – September
|
Kalimantan Selatan
|
April – Mei
|
Oktober – Nopember
|
Kalimantan Timur
|
Februari – Maret
|
Agustus – September
|
Kalimantan Tengah
|
Januari - Februari
|
Agustus – Oktober
|
Kalimatan Barat
|
Maret – April
|
Agustus – September
|
Papua
|
Januari - Februari
|
Juli – Agustus
|
Merupakan
pedoman secara umum, namun demikian curah hujan di masing-masing kebun harus
diperhatikan.
Pada saat
curah hujan rendah dan musim kering, maka aplikasi pupuk harus mempertimbangkan
frekuensi curah hujan dengan ketentuan :
- Pemupukan harus dihentikan segera apabila 7 hari berturut-turut tidak terjadi hujan
- Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan dengan curah hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari berturut-turut
- Pemupukan harus dihentikan kembali apabila :
- Untuk urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3 hari berturut-turut
- Untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut-turut tidak hujan
Catatan :
Pupuk Rock
phosphate, super phosphat, dan super dolomite dapat diaplikasikan karena tidak
terjadi penguapan.
Waktu
aplikasi pupuk yang saling antagonis
a.
Pupuk ammonium (N) dan pupuk alkalis
Pupuk
ammonium seperti urea, ammonium sulphate, ammonium chloride, dan ammonium
nitrate harus diaplikasi sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis
seperti super dolomite maupun TSP.
Aplikasi
secara bersamaan dari pupuk ini pada tempat yang sama akan mengakibatkan
hilangnya nitrogen karena penguapan. Interval pemupukan tidak diperlukan jika
pemberian ammonium dan alkalis tidak diaplikasi pada tempat yang sama seperti
pada areal piringan dan gawangan mati yang sudah terpisah dan tidak akan
mengakibatkan antagonis.
b.
Pupuk potassium (K) dan magnesium (Mg)
Pupuk
potassium seperti muriate of potash (MOP/KCL) dan sulphate of potash (ZK) tidak
bisa diaplikasi secara bersamaan dengan pupuk magnesium seperti kieserite dan
super dolomite karena adanya pengaruh yang antagonis antara K dan Mg serta
antara K Ca (kalsium dalam bentuk kapur pertanian/kaptan). Untuk mengurangi
pengaruh antagonis pupuk ini diperlukan waktu sekitar 3 minggu. Apabila
memungkinkan, pupuk K harus diberikan terlebih dahulu
a. Nitrogen (N) dan Potassium (K)
Umumnya dua
kali aplikasi per tahun. Jarak minimum antara aplikasi tidak kurang dari 2
bulan. Pada tanah pasir umumnya tiga kali aplikasi per tahun
b.
Phosphorus (P), Magnesium (Mg), copper (Cu) dan boron (B)
Diberikan
sesuai dengan rekomendasi pemupukan. Pada kondisi tertentu, frekuensi tidak
mengikuti situasi normal.
PENGGUNAAN
BY – PRODUCT PKS
1. Aplikasi
Tandan Kosong Sawit (TKS)
Tandan
kosong merupakan produk samping (by-product) yang dihasilkan PKS dalam bentuk
padatan sekitar 21% dari TBS yang di olah.
Manfaat :
- Manfaat dari aspek kimia tanah, sumber hara tanaman dan bahan organik tanah
- Manfaat dari aspek biologi tanah, media tumbuh bagi mikroganisme mampu merangsang pertumbuhan akar-akar baru tanaman
- Manfaat fisik tanah, media konservasi tanah guna mencegah resiko erosi dan meningkatkan kemampuan menyimpan air tanah (water holding capacity)
Kandungan
hara :
Hara
|
Satuan
|
Kisaran
|
Rerata
|
|
N
|
Nitrogen
|
%
|
0,64-0,93
|
0,90
|
P2O
|
Phosphorus
|
%
|
0,160-0,318
|
0,11
|
K2O
|
Kalium,potassium
|
%
|
1,93-4,03
|
2,40
|
MgO
|
Magnesium
|
%
|
0,17-0,28
|
0,17
|
CaO
|
Kalsium,calsium
|
%
|
0,23-0,41
|
0,27
|
Cl
|
Khlor
|
%
|
0,44
|
|
Mn
|
Mangan
|
ppm
|
9 -34
|
24,75
|
B
|
Boron
|
ppm
|
10-16
|
12,94
|
Zn
|
Seng,zinc
|
ppm
|
22-50
|
37,72
|
Cu
|
Copper
|
ppm
|
43-83
|
53,14
|
Fe
|
Besi, ferrum
|
ppm
|
158-1128
|
275,36
|
Dosis aplikasi TKS pada TBM dan TM :
- Pada TBM dosis rekomondasi per pohon per tahun sebesar 200 kg TKS dan ditambahkan pupuk 500 g urea diatas TKS segera setelah aplikasi dilakukan. Aplikasi harus dilakukan satu lapis disekitar piringan tanaman mulai sekitar 30 cm dari pangkal batang kelapa sawit.
- Pada TM dosis aplikasi TKS dan pupuk organik tambahan dibedakan bardasarkan kondisi tanahnya.
Dosis
dan frekuensi TKS dan pupuk nitrogen serta fospat
Tekstur tanah
|
Sifat bahan induk
|
Dosis(ton/ha)
|
Frek.
Aplikasi
|
Pupuk N dan P (kg/pohon)
|
Keterangan
|
|
Urea
|
RP DAP
|
|||||
SCIL -SL
|
Masam
|
60
|
2 thn
|
1,00
|
1,50 -
|
Siak, kampar, indragiri, babel, kalteng, kalbar non
pasir
|
30
|
1 thn
|
0,50
|
0,75 -
|
|||
C I
|
Basa, Mg dan/atau Ca tinggi
|
60
|
2 thn
|
1,60
|
- 1,00
|
Kalsel areal barkapur
|
1,75
|
1,50 -
|
Kalsel non kapur
|
||||
C I
|
Masam
|
60
|
2 thn
|
0,75
|
0.50 -
|
Lampung, palembang, jambi, sumut, kaltim
|
S - LS
|
Sangat masam
|
40
|
1 thn
|
1.30
|
1.50 -
|
Sumut pasir, babel pasir, kalteng pasir, kalbar
pasir
|
Keterangan :
Pada lokasi
yang direkomendasikan pupuk RP. Apabila tanaman berumur <7 tahun maka :
- Jika merupakan areal baru, RP dikonversi dengan TSP
- Jika merupakan areal replanting, konversi RP ke TSP disesuaikan dengan kadar P didaun
S = Pasir, SL = Lempung berpasir, SCIL = Lepung liat berpasir, Ci = liat
Dosis pupuk
tambahan Mg, B, dan CU sesuai dengan rekomendasi
a. Cara Aplikasi
Cara
aplikasi dilakukan di gawangan hidup dengan memperhatikan kegiatan operasional
dilapangan (misal panen) dan tidak menimbulkan pengurangan negatif bagi kelapa
sawit.
Secara
Manual :
- Aplikasi didistribusikan pada areal yang tidak dapat dilakukan secara mekanis
- TKS didistribusikan di pinggiran MR atau CR menggunakan truk atau traktor tanpa menyumbat saluran drainase atau parit
- TKS diaplikasikan pada bahu kiri dan kanan jalan rintis atau di antara pohon setebal satu lapis, mulai dari tengah blok
- Pupuk urea diaplikasikan merata di atas TKS paling lambat satu minggu setelah penaburan TKS sesuai dengan dosisnya
- Aplikasi pupuk urea bertujuan untuk menambah hara nitrogen tanaman dan untuk menurunkan nisbah C/N TKS yang diaplikasikan agar dapat terdekomposisi dengan baik
- Pupuk fosfat (RP/TSP/DAP) diaplikasikan merata di atas TKS sesuai dengan dosisnya. Aplikasi pupuk fosfat bertujuan untuk menambah hara P dalam tanah
Secara Mekanis
:
- Aplikasi TKS pada areal yang bertopografi datar sampai landai dilakukan secara mekanis dengan menggunakan empty bunch spreader (EBS)
- TKS dimuat ke dalam EBS yang berkapasitas 7,0 ton dengan wheel loader atau crane graple. Selanjutnya EBS ditarik dengan traktor 4-WD (85 HP) ke lapangan
- TKS diecer dengan EBS sepanjang jalan rintis sesuai dengan dosis rekomendasi, dimulai dari CR menuju ke dalam blok
- Seorang mandor ditugaskan mencatat jumlah TKS yang telah di aplikasi dan mengawasi pelaksanaannya.
- TKS yang diecer dengan EBS yang masih berupa tumpukan harus diratakan menjadi satu lapis secara manual
- Pupuk urea dan fosfat diaplikasikan merata secara manual di atas TKS sesuai dengan dosisnya
b. Waktu
Aplikasi :
Tandan
kosong harus telah diaplikasi dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk
mengurangi kehilangan haranya. Kandungan unsur hara di TKS cepat
merosot/menurun pada penumpukan yang lambat waktu diaplikasi, akibatnya manfaat
menggunakan TKS tidak tercapai (maksimal)
2. Aplikasi
Kompos dari Tandan Kosong
Kompos
merupakan pemanfaatan lain dari tandan kosong setelah melalui proses
dekomposisi sehingga terjadi penurunan bobot dan volume dari tandan kosong
tanpa mengurangi potensi hara yang terkandung di dalamnya. Kompos yang
dihasilkan sekitar 20% dari TKS. Setiap periode produksi kompos harus dilakukan
sampling terhadap kompos yang sudah matang dan harus dianalisa kadar
nutrisinya.
Kandungan
Hara Kompos (kadar air 60%) :
Hara
|
Rerata (%)
|
N
Nitrogen
|
3,30
|
P
Phosphorus
|
0,31
|
K
Kalium, potassium
|
2,35
|
Mg
Magnesium
|
0,70
|
Dosis
Aplikasi :
Dosis
rekomendasi per pohon
- Semester I : 35 kg kompos + 1,0 kg RP
- Semester II : 35 kg kompos
Cara
Aplikasi :
- Kompos yang sudah matang dimuat dengan Dump-Truck lalu ditimbang di PKS dan diecer di CR serta MR
- Kompos diaplikasikan secara manual dengan diletakkan di antara dua pohon dalam barisan searah jalan rintis
- Pupuk RP diaplikasikan merata di atas kompos sesuai dengan dosisnya yang bertujuan untuk menambah hara phosphorus dalam tanah
- Seorang mandor bertanggung jawab atas distribusi kompos dan pengawasan aplikasinya.
Waktu
Aplikasi :
Kompos yang
sudah matang harus segera diaplikasi ke lapang untuk mengurangi kehilangan
haranya.
3. Aplikasi
Abu Tandan
Abu tandan
yang dihasilkan ± 0,3% dari TBS. Abu tandan adalah produk akhir dari proses
pembakaran tandan kosong di dalam incenerator, bersifat alkalis dan memiliki
potensi hara yang tinggi, terutama unsur Kalium. Setiap bulan abu tandan harus
dianalisa kandungan haranya.
Manfaat :
Sumber hara
tanaman dan dapat meningkatkan pH tanah karena sifatnya yang alkalis (manfaat
kimia tanah)
Kandungan
Hara : (kadar air 11%)
Hara
|
Kisaran (%)
|
Rerata (%)
|
K2O total
|
25,30 – 48,70
|
42,07
|
K2O larut dalam air
|
15,50 – 36,80
|
26,99
|
MgO total
|
3,46 – 3,49
|
3,48
|
MgO larut dalam air
|
0,02 – 0,04
|
0,03
|
CaO total
|
5,25 – 5,84
|
5,57
|
CaO larut dalam air
|
0,01 – 0,02
|
0,02
|
Cl
|
4,36 – 7,45
|
5,80
|
Dosis dan
Frekuensi :
Dosisi abu
tandan (pada kadar air 11%) yang direkomendasikan adalah 2 kali berat dari
dosis pupuk MOP yang dianjurkan. Aplikasi dilakukan 1 kali setahun, secara
bergiliran antara semester 1 dan semester 2 dengan pupuk MOP dan abu tandan
Cara
Aplikasi
Abu tandan yang telah dimasukkan ke dalam karung diangkut ke
lapangan untuk ditabur merata secara manual di luar piringan. Pekerja sebaiknya
menggunakan sarung tangan dan masker
Waktu
Aplikasi :Abu tandan diaplikasi sesuai dengan jadwal rekomendasi pemupukan
anorganik
Limbah cair
PKS dihasilkan ± 55% dari TBS yang diolah. LCPKS merupakan produk samping yang
dihasilkan PKS dalam bentuk cairan.
Limbah cair
PKS yang dimanfaatkan untuk aplikasi di lapangan adalah LCPKS yang sudah
mendapat perlakuan di dalam kolam instalasi pengolahan air limbah – digest
effluent bukan LCPKS yang masih mentah (raw effluent).
Manfaat :
- Manfaat ditinjau dari aspek kimia tanah sebagai sumber hara tanaman, air dan bahan organik tanah
- Manfaat ditinjau dari aspek biologi tanah sebagai media tumbuh bagi mikroorganisme pengurai di dalam tanah
Kandungan
Hara :
Karateristik
|
Unit
|
Kisaran
|
Rerata
|
|
pH
|
Derajat
kemasaman
|
-
|
3,83 – 7,25
|
6,55
|
BOD
|
Biologycal
Oxygen Demand
|
ppm
|
170 – 23.574
|
2.559
|
COD
|
Chemical
Oxygen Demand
|
ppm
|
2.213 – 107.492
|
14.345
|
O/G
|
Oil and
Grease
|
%
|
0,11
|
|
TA
|
Total
Alkalinity
|
ppm
|
704 – 3.421
|
2.763
|
VFA
|
Volatile
Fatty Acid
|
ppm
|
49 – 5.452
|
579
|
TS
|
Total
Solid
|
ppm
|
0,52 – 7,12
|
1,64
|
N
|
Nitrogen
|
ppm
|
120 - 996
|
454
|
P
|
Phosphorus
|
ppm
|
69 - 590
|
170
|
K
|
Potassium
|
ppm
|
965 – 2.500
|
1.641
|
Mg
|
Magnesium
|
ppm
|
195 - 530
|
334
|
Ca
|
Calsium
|
ppm
|
100 - 575
|
249
|
Dosis dan
frekuensi :
- Dosis rekomendasi per ha per tahun adalah 375 m3 atau 125 m3/ha/rotasi x 3 rotasi
- Dosis 750 m3 per ha per tahun atau 250 m3/ha/rotasi x 3 rotasi digunakan pada :
- Areal LA lama yang tidak ada lagi lokasi untuk pengembangan
- Areal LA baru yang tidak memungkinkan dilakukan aplikasi secara luas karena sebagian areal lainnya adalah tanah berpasir atau tanah dengan porositas tinggi atau berlubang
- Semua dosis rekomendasi diaplikasikan 3 kali setahun atau 4 bulan sekali
Cara
aplikasi :
- Limbah cair PKS diaplikasikan di tanah mineral non pasir yang bertopografi datar hingga agak bergelombang. Tanah pasir serta gambut tidak direkomendasikan
- Areal aplikasi harus memiliki kedalaman air tanah > 75 cm dari permukaan tanah
- Blok-blok yang banyak dilalui oleh parit dan sungai serta rendahan tidak rekomendasikan untuk diaplikasi limbah cair
- Limbah cair PKS dialirkan melalui pipa utama dan pipa distribusi kedalam blok-blok yang sudah ditentukan
- Seorang mandor bertugas mengelola aplikasi limbah cair dan mengkomunikasikan waktu aplikasi dengan operator mesin pompa di PKS
- Aplikasi limbah cair PKS dilakukan secara jalur perjalur didalam blok dibawah pengawasan seorang pekerja. Apabila menggunakan sistem gravitasi maka harus dipastikan bahwa flatbad terjauh telah teraplikasi
- Pada saat barsamaan dapat dilakukan aplikasi beberapa jalur bergantung kepada jarak dan tekanan air yang keluar dari pipa distribusi. Tekanan yang terlalu besar harus dikurangi dengan cara membuka jalur aplikasi lainnya agar pipa distribusi tidak pecah, sebaliknya apabila tekanan terlalu kecil maka aplikasi hanya dikerjakan pada jalur-jalur yang berdekatan saja untuk meningkatkan prestasi aplikasi yang diperoleh
- Lamanya jam operasi bergantung kepada debitnya yang keluar dari pipa distribusi yang ditentukan oleh jarak kapasitas pompa
- Aplikasi pada flatbad yang berdekatan dengan badan air seperti parit dan sungai harus dilakukan secara hati-hati. Beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Menaikkan tanggul pembatas pada flatbad yang berdekatan dengan badan air Memastikan bahwa masih ada jarak atau sisa tempat didalam flatbad yang tidak terisi dengan limbah cair sebagai cadangan apabila turun hujan dengan intensitas yang tinggi
- Setelah aplikasi seluruh peralatan pedukung putaran kran air harus dilepas dan disimpan di tempat yang aman.
Waktu
Aplkasi :
Limbah cair
diaplikasikan sesuai dengan jadwal rekomendasi dengan memperhatikan batas
ketinggian maksimum di dalam flatbad sekitar 10 cm dibawah permukaan tanah
Jenis –
jenis Pupuk
Pupuk yang
umum dipergunakan untuk pemeliharaan kelapa sawit :
1.
Pupuk N : -
Urea
: 46 % N
- ZA
: 21 % N
2.
Pupuk P : - SP
36
: 36 % P2O5
- Rock Phospate
(RP) : 30 % P2O5
-
TSP
: 45 % P2O5
3.
Pupuk K : - KCL
(MOP)
: 60 % K2O
-
ZK
: 50 % K2O
- Abu
janjang
: 35-40 % K2O
4.
Pupuk Mg : -
Kiesrite
: 26-27 % MgO
-
Dolomite
: 18 % MgO
5.
Pupuk B : - HGF Borate
:
: 46 % B2O5
6.
Pupuk majemuk/compound/Rustica N-P-K-MG :
= Semoga Bermanfaat =
tanks bro..
ReplyDelete