Tuesday, 16 June 2015

PEMUPUKAN TBM DAN TM PADA TANAMAN KELAPA SAWIT



A. Pemupukan pada TBM

1. Rencana Pemupukan
  • Buat rencana pemupukan dengan  mandor pupuk sebagai leadernya, mandor pemupukan dengan krani afdeling membuat rencana pemupukan sesuai dengan pedoman RKAP dan RAB .
  • Rencana meliputi :
    • Blok yang akan dipupuk
    • Jumlah kebutuhan pupuk/blok ( dosis x jml pohon)
    • Permintaan kendaraan dan rencana tempat pengeceran pupuk.
2. Peralatan
  • Bakul/ember untuk isi 10 kg
  • Takaran : dari mangkuk plastik seperti bekas sabun atau yang lain.
  • Kain gendong.
  • Sarung tangan.
3. Pelaksanaan Pemupukan
Sebelum dipupuk keadaan piringan harus sudah bersih/sudah digaruk.
  • Sistem pemupukan dilakukan per jenis pupuk dan tidak dianjurkan mencampur pupuk terlebih dahulu.
  • Upuk Urea, ZA, MOP (KCL) dan Kieserite, waktu penaburannya boleh berurutan.
  • Pupuk RP/TSP dihindari agar tidak bercampur dengan ZA, dengan cara pemupukan RP/TSP dilaksanakan sesudah pemupukan ZA.
  • ( HK/ha ) sbb :
  • Membuat RK,SPK,SPB : 0,04
  • Mengangkut pupuk : 0,18
  • Mengumpul goni : 0,04
  • Menabur : 0,30
  • Pupuk diecer ke titik-titik pengeceran yang telah ditentukan.
  • Sistem pemupukan adalah ancak giring, dimana pekerja digiring ke 1 blok hingga selesai, kemudian baru pindah ke blok lain.
  • Pupuk ditabur dipiringan,1 orang penabur berjalan sekaligus 2 baris tanaman  (1 gawangan ).
  • Jarak penaburan dapat dipedomani sebagai berikut :
  • TBM 0 : 30-50 cm
  • TBM 1 : 50-100 cm
  • TBM 2 : 100-150 cm
  • TBM 3 : 150-200 cm    
 4. Dosis Pupuk
  • Dosis pupuk pada TBM Kelapa Sawit.
Umur (Bulan)
Dosis (Kg/Pohon)
ZA atau urea
RP
MOP
Kieserite
HGFB
Saat tanam
1
3
5
8
12
-
0,10
0,25
0,25
0,25
0,50
0,5
-
-
0,50
-
0,75
-
-
-
0,15
0,35
0,35
-
-
-
0,10
0,15
0,25
-
-
-
-
0,02
-
Jumlah
TBM 1
1,35

1,75
1,00
0,70
0.02
16
20
24
0,50
0,50
0,50
-
1,00
-
0,50
0,50
0,75
0,50
0,50
0,50
0,03
-
0,05
Jumlah
 TBM 2
1,50
1,00
1,75
1,50
0,08
28
32
0,75
0,75
1,00
-
0,75
1,00
0,75
0,75
-
-
Jumlah
 TBM 3
1,50
1,00
1,75
1,50
-
Total
4,35
3,75
4,50
3,70
0,10

 5. Aplikasi Pupuk
  • Aplikasi pemupukan padaTBM
Aplikasi Pupuk
Jarak Penaburan
TBM 1  :lebar piringan 1,00 m



TBM 2 : lebar piringan 1,50 m



TBM 3 : lebar piringan  2,00 m
Pupuk    B= 0-50 cm
              N= 50-100 cm
 P , K , Mg= 50-100 cm

Pupuk    B=0-50 cm
              N=50-100 cm
P , K , Mg =50-150 cm

Pupuk   N =50-100 cm
P , K , Mg =50-200 cm 
           
  • Pupuk ditabur pada permukaan piringan pohon, dari pangkal pohon kearah pinggir piringan.
 B . Pemupukan pada TM
  • Jenis dan dosis pupuk berdasarkan pedoman dari kantor pusat atau Rekomendasi dari Balai Penelitian.
  • Dasar penyusunan rekomondasi pemupukan mempertimbangkan :
  • Hasil analisa tanah.
  • Hasil analisa daun.
  • Pengamatan pertumbuhan tanaman.
  • Gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/terlihat dilapangan.
  • Produksi yang dicapai TBS/ha/th.
  • Realisasi pemupukan sebelumnya.
  • Di tingkat kebun/afdeling yang perlu disiapkan adalah contoh daun kelapa sawit (diambil 1 kali/tahun) untuk di analisa di laboratorium.
  • Sebagai pedoman umum, dosis pupuk TM dapat dilihat :  

Pemupukan
Dosis Pupuk ( Kg/phn )
(Aplikasi)
Urea atau ZA
RP atau TSP
MOP
Kieserite
HGFB
Semester 1
Semester 2
1,00
1,00
1,50
1,50

0,75
1,00
0,50
0,75
0,75
0,75
0,50
0,75
-
O,05
Jumlah
2,00
3,00
1,75
1,25
1,50
1,25
0,05

Tanda-tanda Kekurangan Hara :

Beberapa tanda/gejala visual kekurangan hara dilapangan adalah :
  • N       Daun menguning, warna pucat terutama pada daun yang tua, daun muda tetap hijau .
  • P        Jarang bisa dilihat langsung secara jelas, bila sudah terjadi dalam waktu yang lama. Ukuran daun makin lama mengecil dan pertumbuhan tanaman kerdil. Bila ada vegetasi rumput/lalang, tulang daunnya berwarna keunguan.
  • K        Daun – daun tua menguning mulai dari ujungnya disertai bercak-bercak warna orange.
  • Mg      Jelas terlihat pada daun terutama yang terkena sinar matahari langsung. Warnanya menguning kemudian mengering dimulai dari pinggir helai daun terutama pada daun tua, jumlahnya terkadang sampai 1 lingkaran (8 daun).
  • S        Kebalikan dan kekurangan N. Pada kekurangan S yang menguning pucat adalah daun-daun muda sampai sebanyak 1-2 putaran daun (8-16 pelepah).
  • B        Daun muda tumbuhnya tidak normal seperti melingkar, ujung anak daun membentuk seperti kait atau menggulung, anak daun pada ujung pelepah seperti jarum.   
Waktu Aplikasi

Pada situasi yang normal, semua hara makro (N, P, K dan Mg) harus diberikan sebelum pemberian unsur mikro (B, Cu dan Zn).
Pupuk diaplikasi pada saat kondisi lembab yang umumnya pada awal dan akhir musim hujan.
Prakiraan priode akhir musim hujan (aplikasi SM I) dan awal musim hujan (aplikasi SM II) berdasarkan data merata curah hujan setiap wilayah


Wilayah
Aplikasi pemupukan (bulan)
Semester  I
Semester  II
Sumatra Utara
Maret – April
Agustus - September
Riau
Maret – April
Agustus – Oktober
Jambi
April – Mei
September – Oktober
Sumatra Selatan
April – Mei
September – Oktober
Lampung
Maret – Mei
Oktober – Nepember
Bangka
Februari – Maret
Agustus – September
Belitung
Februari – Maret
Agustus – September
Kalimantan Selatan
April – Mei
Oktober – Nopember
Kalimantan Timur
Februari – Maret
Agustus – September
Kalimantan Tengah
Januari - Februari
Agustus – Oktober
Kalimatan Barat
Maret – April
Agustus – September
Papua
Januari - Februari
Juli – Agustus

Merupakan pedoman secara umum, namun demikian curah hujan di masing-masing kebun harus diperhatikan.
Pada saat curah hujan rendah dan musim kering, maka aplikasi pupuk harus mempertimbangkan frekuensi curah hujan dengan ketentuan :
  1. Pemupukan harus dihentikan segera apabila 7 hari berturut-turut tidak   terjadi hujan
  2. Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan  dengan curah hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari berturut-turut
  3. Pemupukan harus dihentikan kembali apabila :
  4. Untuk urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3 hari berturut-turut
  5. Untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut-turut tidak hujan
Catatan :

Pupuk Rock phosphate, super phosphat, dan super dolomite dapat diaplikasikan karena tidak terjadi penguapan.

Waktu aplikasi pupuk yang saling antagonis

a.  Pupuk ammonium (N) dan pupuk alkalis

Pupuk ammonium seperti urea, ammonium sulphate, ammonium chloride, dan ammonium nitrate harus diaplikasi sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis seperti super dolomite maupun TSP.
Aplikasi secara bersamaan dari pupuk ini pada tempat yang sama akan mengakibatkan hilangnya nitrogen karena penguapan. Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian ammonium dan alkalis tidak diaplikasi pada tempat yang sama seperti pada areal piringan dan gawangan mati yang sudah terpisah dan tidak akan mengakibatkan antagonis.

b.  Pupuk potassium (K) dan magnesium (Mg)

Pupuk potassium seperti muriate of potash (MOP/KCL) dan sulphate of potash (ZK) tidak bisa diaplikasi secara bersamaan dengan pupuk magnesium seperti kieserite dan super dolomite karena adanya pengaruh yang antagonis antara K dan Mg serta antara K Ca (kalsium dalam bentuk kapur pertanian/kaptan). Untuk mengurangi pengaruh antagonis pupuk ini diperlukan waktu sekitar 3 minggu. Apabila memungkinkan, pupuk K harus diberikan terlebih dahulu

Frekuensi Pemupukan

a.  Nitrogen (N) dan Potassium (K)

Umumnya dua kali aplikasi per tahun. Jarak minimum antara aplikasi tidak kurang dari 2 bulan. Pada tanah pasir umumnya tiga kali aplikasi per tahun

b.  Phosphorus (P), Magnesium (Mg), copper (Cu) dan boron (B)

Diberikan sesuai dengan rekomendasi pemupukan. Pada kondisi tertentu, frekuensi tidak mengikuti situasi normal.

 PENGGUNAAN BY – PRODUCT PKS

1. Aplikasi Tandan Kosong Sawit (TKS)

Tandan kosong merupakan produk samping (by-product) yang dihasilkan PKS dalam bentuk padatan sekitar 21% dari TBS yang di olah.
Manfaat :
  • Manfaat dari aspek kimia tanah, sumber hara tanaman dan bahan  organik tanah
  • Manfaat dari aspek biologi tanah, media tumbuh bagi mikroganisme mampu merangsang pertumbuhan akar-akar baru tanaman
  • Manfaat fisik tanah, media konservasi tanah guna mencegah resiko erosi dan meningkatkan kemampuan menyimpan air tanah (water holding capacity)
Kandungan hara :
Hara
Satuan
Kisaran
Rerata
N
Nitrogen
%
0,64-0,93
0,90
P2O
Phosphorus
%
0,160-0,318
0,11
K2O
Kalium,potassium
%
1,93-4,03
2,40
MgO
Magnesium
%
0,17-0,28
0,17
CaO
Kalsium,calsium
%
0,23-0,41
0,27
Cl
Khlor
%

0,44
Mn
Mangan
ppm
9 -34
24,75
B
Boron
ppm
10-16
12,94
Zn
Seng,zinc
ppm
22-50
37,72
Cu
Copper
ppm
43-83
53,14
Fe
Besi, ferrum
ppm
158-1128
275,36

      Dosis dan Frekuensi

Dosis aplikasi TKS pada TBM dan TM :
  1. Pada TBM dosis rekomondasi per pohon per tahun sebesar 200 kg TKS dan ditambahkan pupuk 500 g urea diatas TKS segera setelah aplikasi dilakukan. Aplikasi harus dilakukan satu lapis disekitar piringan tanaman mulai sekitar 30 cm dari pangkal batang kelapa sawit.
  2. Pada TM dosis aplikasi TKS dan pupuk organik tambahan dibedakan bardasarkan kondisi tanahnya.
Dosis dan frekuensi TKS dan pupuk nitrogen serta fospat

Tekstur tanah
Sifat bahan induk
Dosis(ton/ha)
Frek.
Aplikasi
Pupuk N dan P (kg/pohon)
Keterangan
Urea
RP    DAP
SCIL -SL
Masam
60
2 thn
1,00
1,50    -
Siak, kampar, indragiri, babel, kalteng, kalbar non pasir
30
1 thn
0,50
0,75    -
C I
Basa, Mg dan/atau Ca tinggi
60
2 thn
1,60
-   1,00
Kalsel areal barkapur
1,75
1,50  -
Kalsel non kapur
C I
Masam
60
2 thn
0,75
0.50    -
Lampung, palembang, jambi, sumut, kaltim
S - LS
Sangat masam
40
1 thn
1.30
1.50    -
Sumut pasir, babel pasir, kalteng pasir, kalbar pasir

Keterangan :

Pada lokasi yang direkomendasikan pupuk RP. Apabila tanaman berumur <7 tahun maka : 
  • Jika merupakan areal baru, RP dikonversi dengan TSP 
  • Jika merupakan areal replanting, konversi RP ke TSP disesuaikan dengan kadar P didaun
          S = Pasir, SL = Lempung berpasir, SCIL = Lepung liat berpasir, Ci = liat

Dosis pupuk tambahan Mg, B, dan CU sesuai dengan rekomendasi

a. Cara Aplikasi

Cara aplikasi dilakukan di gawangan hidup dengan memperhatikan kegiatan operasional dilapangan (misal panen) dan tidak menimbulkan pengurangan negatif bagi kelapa sawit.

Secara Manual :
  • Aplikasi didistribusikan pada areal yang tidak dapat dilakukan secara mekanis
  • TKS didistribusikan di pinggiran MR atau CR menggunakan truk atau traktor tanpa menyumbat saluran drainase atau parit
  • TKS diaplikasikan pada bahu kiri dan kanan jalan rintis atau di antara pohon setebal satu lapis, mulai dari tengah blok
  • Pupuk urea diaplikasikan merata di atas TKS paling lambat satu minggu setelah penaburan TKS sesuai dengan dosisnya
  • Aplikasi pupuk urea bertujuan untuk menambah hara nitrogen tanaman dan untuk menurunkan nisbah C/N TKS yang diaplikasikan agar dapat terdekomposisi dengan baik
  • Pupuk fosfat (RP/TSP/DAP) diaplikasikan merata di atas TKS sesuai dengan dosisnya. Aplikasi pupuk fosfat bertujuan untuk menambah hara P dalam tanah
Secara Mekanis :
  • Aplikasi TKS pada areal yang bertopografi datar sampai landai dilakukan secara mekanis dengan menggunakan empty bunch spreader (EBS)
  • TKS dimuat ke dalam EBS yang berkapasitas 7,0 ton dengan wheel loader atau crane graple. Selanjutnya EBS ditarik dengan traktor 4-WD (85 HP) ke lapangan
  • TKS diecer dengan EBS sepanjang jalan rintis sesuai dengan dosis rekomendasi, dimulai dari CR menuju ke dalam blok
  • Seorang mandor ditugaskan mencatat jumlah TKS yang telah di aplikasi dan mengawasi pelaksanaannya.
  • TKS yang diecer dengan EBS yang masih berupa tumpukan harus diratakan menjadi satu lapis secara manual
  • Pupuk urea dan fosfat diaplikasikan merata secara manual di atas TKS sesuai dengan dosisnya
b. Waktu Aplikasi :

Tandan kosong harus telah diaplikasi dalam kurun waktu 6 hari ke lapangan untuk mengurangi kehilangan haranya. Kandungan unsur hara di TKS cepat merosot/menurun pada penumpukan yang lambat waktu diaplikasi, akibatnya manfaat menggunakan TKS tidak tercapai (maksimal)

2. Aplikasi Kompos dari Tandan Kosong

Kompos merupakan pemanfaatan lain dari tandan kosong setelah melalui proses dekomposisi sehingga terjadi penurunan bobot dan volume dari tandan kosong tanpa mengurangi potensi hara yang terkandung di dalamnya. Kompos yang dihasilkan sekitar 20% dari TKS. Setiap periode produksi kompos harus dilakukan sampling terhadap kompos yang sudah matang dan harus dianalisa kadar nutrisinya.
Kandungan Hara Kompos (kadar air 60%) :

Hara
Rerata (%)
N                  Nitrogen
3,30
P                  Phosphorus
0,31
K                  Kalium, potassium
2,35
Mg                Magnesium
0,70

Dosis Aplikasi :

Dosis rekomendasi per pohon
  1. Semester I                  : 35 kg kompos + 1,0 kg RP
  2. Semester II                 : 35 kg kompos
Cara Aplikasi :
  1. Kompos yang sudah matang dimuat dengan Dump-Truck lalu ditimbang di PKS dan diecer di CR serta MR
  2. Kompos diaplikasikan secara manual dengan diletakkan di antara dua pohon dalam barisan searah jalan rintis
  3. Pupuk RP diaplikasikan merata di atas kompos sesuai dengan dosisnya yang bertujuan untuk menambah hara phosphorus dalam tanah
  4. Seorang mandor bertanggung jawab atas distribusi kompos dan pengawasan aplikasinya.
Waktu Aplikasi :

Kompos yang sudah matang harus segera diaplikasi ke lapang untuk mengurangi kehilangan haranya.

3. Aplikasi Abu Tandan

Abu tandan yang dihasilkan ± 0,3% dari TBS. Abu tandan adalah produk akhir dari proses pembakaran tandan kosong di dalam incenerator, bersifat alkalis dan memiliki potensi hara yang tinggi, terutama unsur Kalium. Setiap bulan abu tandan harus dianalisa kandungan haranya.

Manfaat :

Sumber hara tanaman dan dapat meningkatkan pH tanah karena sifatnya yang alkalis (manfaat kimia tanah)
Kandungan Hara : (kadar air 11%)

Hara
Kisaran (%)
Rerata (%)
K2O total
25,30 – 48,70
42,07
K2O larut dalam air
15,50 – 36,80
26,99
MgO total
3,46 – 3,49
3,48
MgO larut dalam air
0,02 – 0,04
0,03
CaO total
5,25 – 5,84
5,57
CaO larut dalam air
0,01 – 0,02
0,02
Cl
4,36 – 7,45
5,80

Dosis dan Frekuensi :

Dosisi abu tandan (pada kadar air 11%) yang direkomendasikan adalah 2 kali berat dari dosis pupuk MOP yang dianjurkan. Aplikasi dilakukan 1 kali setahun, secara bergiliran antara semester 1 dan semester 2 dengan pupuk MOP dan abu tandan

Cara Aplikasi

Abu tandan yang telah dimasukkan ke dalam karung diangkut ke lapangan untuk ditabur merata secara manual di luar piringan. Pekerja sebaiknya menggunakan sarung tangan dan masker
Waktu Aplikasi :Abu tandan diaplikasi sesuai dengan jadwal rekomendasi pemupukan anorganik

4. Aplikasi Limbah Cair PKS (Mill Effluent)


Limbah cair PKS dihasilkan ± 55% dari TBS yang diolah. LCPKS merupakan produk samping yang dihasilkan PKS dalam bentuk cairan.
Limbah cair PKS yang dimanfaatkan untuk aplikasi di lapangan adalah LCPKS yang sudah mendapat perlakuan di dalam kolam instalasi pengolahan air limbah – digest effluent bukan LCPKS yang masih mentah (raw effluent).

Manfaat :
  1. Manfaat ditinjau dari aspek kimia tanah sebagai sumber hara tanaman, air dan bahan organik tanah
  2. Manfaat ditinjau dari aspek biologi tanah sebagai media tumbuh bagi mikroorganisme pengurai di dalam tanah
Kandungan Hara :

Karateristik
Unit
Kisaran
Rerata
pH
Derajat kemasaman
-
3,83 – 7,25
6,55
BOD
Biologycal Oxygen Demand
ppm
170 – 23.574
2.559
COD
Chemical Oxygen Demand
ppm
2.213 – 107.492
14.345
O/G
Oil and Grease
%

0,11
TA
Total Alkalinity
ppm
704 – 3.421
2.763
VFA
Volatile Fatty Acid
ppm
49 – 5.452
579
TS
Total Solid
ppm
0,52 – 7,12
1,64
N
Nitrogen
ppm
120 - 996
454
P
Phosphorus
ppm
69 - 590
170
K
Potassium
ppm
965 – 2.500
1.641
Mg
Magnesium
ppm
195 - 530
334
Ca
Calsium
ppm
100 - 575
249

Dosis dan frekuensi :
  1. Dosis rekomendasi per ha per tahun adalah 375 m3 atau 125 m3/ha/rotasi x 3 rotasi
  2. Dosis 750 m3 per ha per tahun atau 250 m3/ha/rotasi x 3 rotasi digunakan pada :
  • Areal LA lama yang tidak ada lagi lokasi untuk pengembangan
  • Areal LA baru yang tidak memungkinkan dilakukan aplikasi secara luas karena sebagian areal lainnya adalah tanah berpasir atau tanah dengan porositas tinggi atau berlubang
  1. Semua dosis rekomendasi diaplikasikan 3 kali setahun atau 4 bulan sekali
Cara aplikasi :
  1. Limbah cair PKS diaplikasikan di tanah mineral non pasir yang bertopografi datar hingga agak bergelombang. Tanah pasir serta gambut tidak direkomendasikan
  2. Areal aplikasi harus memiliki kedalaman air tanah > 75 cm dari permukaan tanah
  3. Blok-blok yang banyak dilalui oleh parit dan sungai serta rendahan tidak rekomendasikan untuk diaplikasi limbah cair
  4. Limbah cair PKS dialirkan melalui pipa utama dan pipa distribusi kedalam blok-blok yang sudah ditentukan
  5. Seorang mandor bertugas mengelola aplikasi limbah cair dan mengkomunikasikan waktu aplikasi dengan operator mesin pompa di PKS
  6. Aplikasi limbah cair PKS dilakukan secara jalur perjalur didalam blok dibawah pengawasan seorang pekerja. Apabila menggunakan sistem gravitasi maka harus dipastikan bahwa flatbad terjauh telah teraplikasi
  7. Pada saat barsamaan dapat dilakukan aplikasi beberapa jalur bergantung kepada jarak dan tekanan air yang keluar dari pipa distribusi. Tekanan yang terlalu besar harus dikurangi dengan cara membuka jalur aplikasi lainnya agar pipa distribusi tidak pecah, sebaliknya apabila tekanan terlalu kecil maka aplikasi hanya dikerjakan pada jalur-jalur yang berdekatan saja untuk meningkatkan prestasi aplikasi yang diperoleh
  8. Lamanya jam operasi bergantung kepada debitnya yang keluar dari pipa distribusi yang ditentukan oleh jarak kapasitas pompa
  9. Aplikasi pada flatbad yang berdekatan dengan badan air seperti parit dan sungai harus dilakukan secara hati-hati. Beberapa hal yang harus diperhatikan :
  • Menaikkan tanggul pembatas pada flatbad yang berdekatan dengan badan air    Memastikan bahwa masih ada jarak atau sisa tempat didalam flatbad yang tidak terisi dengan limbah cair sebagai cadangan apabila turun hujan dengan intensitas yang tinggi
  1. Setelah aplikasi seluruh peralatan pedukung putaran kran air harus dilepas dan disimpan di tempat yang aman.
Waktu Aplkasi :

Limbah cair diaplikasikan sesuai dengan jadwal rekomendasi dengan memperhatikan batas ketinggian maksimum di dalam flatbad sekitar 10 cm dibawah permukaan tanah
Jenis – jenis Pupuk
Pupuk yang umum dipergunakan untuk pemeliharaan kelapa sawit :

  1. Pupuk N :      - Urea                                   : 46 % N
                          - ZA                                   : 21 % N
  2. Pupuk P :      - SP 36                                : 36 % P2O5
                         - Rock Phospate (RP)           : 30 % P2O5
                         - TSP                                  : 45 % P2O5
 3. Pupuk K :       - KCL (MOP)                        : 60 % K2O
                         - ZK                                    : 50 % K2O
                         - Abu janjang                      : 35-40 % K2O
 4. Pupuk Mg :     - Kiesrite                           : 26-27 % MgO
                         - Dolomite                          : 18 % MgO
 5. Pupuk B :       - HGF Borate :                     : 46 % B2O5
 6. Pupuk majemuk/compound/Rustica N-P-K-MG :


= Semoga Bermanfaat =

1 comment: