Tuesday, 16 June 2015

PENGGANGGU TANAMAN KARET


      Gangguan hama penyakit, gulma, atau gangguan fisik dan kimia. Usaha menanggulangi masalah ini hendaknya dilaksanakan secara terpadu. Penyuluh, pekabun, sarana pengobatan, dan instansi berwenang semuanya bertanggung jawab atas keberhasilan penanggulangannya

A.   GANGGUAN HAMA
1.   Serangga
a.    Rayap

Gejala

Bagian ujung stum atau tanaman karet mudah rusak, terlihat bekas gerekan. Bagian dalam batang terdapat lubang besar, dari ujung stum sampai akar. Akar tanaman terputus-putus, bahkan tidak lagi berujung akar.

Penyebab

Gejala tersebut akibat dari serangan rayap (micro termes inspiratus, captotermes curvignathus ). Rayap merupakan serangga yang bersifat social dan memiliki tingkatan-tingkatan hidup dalam suatu koloni. Tingkatan-tingkatan hidup rayap antara lain golongan ratu jantan untuk perkembangbiakan serta golongan tentara yang jumlah nya sangat banyak. selama hidupnya ratu dapat menghasilkan berjuta-juta telur. Rayap biasanya membangun sarang utamanya pada tunggul-tunggul dibawah tanah dengan terowongan yang berliku-liku. Sarangnya terbuat dari campuran gerekan kayu dan tanah yang direkatkan. Dalam sarang inilah ratu meletakkan telur yang banyak jumlahnya. Makanan rayap adalah kayu tanaman yang sudah mati maupun masih hidup. Rayap sering menimbulkan kerusakan pada tanaman karet dengan cara menggerek batang dari ujung stump hingga akar sehingga mata okulasi tidak bisa tumbuh lagi. Rayap juga memakan akar sehingga pertumbuhan tanaman merana dan akhirnya mati. Serangan yang paling berat terjadi pada perkebunan karet yang banyak terdapat tunggal dan sisa akar.

Pengendalian

Pengendalian dan pencegahan serangan rayap dilakukan dengan cara kultur teknis, mekanis, dan kimiawi. Secara kultur teknis rayap dapat dikendalikan dengan membersihkan kebun dari tunggul dan sisa-sisa akar. Selain itu, bagian ujung stum sampai bagian atas mata okulasi bisa ditutup dengan lemparan plastik agar rayap tidak bisa menggerek. Secara mekanis, rayap dapat dikendalikan dengan dipancing atau diumpan agar keluar dari stum. Umpan yang sering digunakan adalah sungkai dan ubi kayu. Umpan ini dipasang 20-30 cm dari stum sebanyak 2-3 batang. Rayap lebih tertarik pada umpan dari pada stum sehingga tanaman karet terbebas dari serangan. Secara kimia, rayap dapat dibunuh dengan insektisida seperti furadan 3G, agrolene 26WP 0,2%, atau lindamul 250 EC 0,2%. Caranya, furadan 3G sebanyak 5-10 g/pohon ditaburkan disekitar batang karet atau disemprot dengan larutan agrolene dan lindamul.

b.   Uter Tanah

Gejala

Tanaman menjadi layu, berwarna kuning, bahkan mati akibat tidak berakar lagi.

Penyebab

Penyebabnya adalah uret tanah. Ada banyak jenis uret tanah yang biasa menyerang tanaman karet, antara lain helotrichia serrata, helotrichia rufoflava, helotrichia fessa, anomala varians, leucopholis sp, exopolis sp, dan lepidiota sp. Warna uret nya putih dan bentuknya seperti huruf C. kumbangnya memiliki moncong atau tanduk. Uret tanah termasuk golongan serangga hama yang berbahaya bagi tanaman karet. Hama ini memakan bagian tanaman yang ada didalam tanah, sedangkan kumbangnya tidak. Tanaman dipembibitan sering mengalami serangan berat hingga 30-50%.

Pengendalian

Pengendalian serangan hama ini dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis kumbangnya dikumpulkan dan dibunuh agar tidak bisa lagi berkembangbiak. Sedangkan secara kimia kebun disemprot dengan endosulfan 0,1%. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menaburkan furadan 3G, diazinon 10G, atau basudin 10G disekitar batang banyaknya butiran yang dipakai adalah 5-10 g/pohon. Insektisida-insektisida ini bisa juga ditaburkan diatas tanah pada saat penyiapan areal pembibitan.

c.    Kutu tanaman

Gejala

Bagian pucuk batang dan daun muda berwarna kuning, mongering, dan akhirnya mati.

Penyebab

Penyebabnya adalah kutu tanaman. Kutu yang sering menimbulkan kerusakan ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya saissetia nigra, laccifer lacca,ferrisiana virgata, dan planococcus citri. Saissetia berwarna coklat muda sampai hitam dan berbentuk seperti perisai. Laccifer badannya seperti tertutup lapisan lilin putih yang mengeras dan hidupnya berkelompok. Ferrisiana berwarna kuning muda sampai kuning tua dan badan nya seperti tertutup lilin tebal. Sedangkan pianococcus berwarna coklat sampai coklat gelap dengan badan seperti tertutup lilin, tepung lilin, atau benang lilin halus berkilap. Kutu-kutu ini mengeluarkan kotoran yang mengandung gula sehingga kotorannya sering ditumbuhi jamur jelaga hitam dan banyak dikerumuni semut. Kutu tersebut merusak tanaman karet dengan menusukan alat penusuk ke bagian pucuk batang dan daun muda untuk menghisap cairan didalamnya. Akibatnya bagian tanaman yang dihisap menjadi kuning dan kering sehingga pertumbuhan tanaman terhambat dan mati kekeringan.

Pengendalian

Tindakan pengendalian dan pencegahan terhadap serangan kutu ini dapat dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan kimiawi. Secara mekanis, kutu-kutu diambil dan dibuang dari bagian tanaman yang diserang, dijaga jangan sampai ada daun, pucuk, atau batang yang rusak karenanya. Secara biologis, di kebun dilepas musuh alami untuk mengendalikan kutu tersebut, misalnya eublema sp, anysis sp, scymnus sp, dan coccinella sp. Secara kimia, pengendalian populasi kutu dapat dilakukan dengan insektisida. Insektisida untuk memberantas kutu jenis saissetia dan laccifer adalah albolineum 2%, formalin0,15%, atau athio 33EC sebanyak 0,9-1,2 1/ha. Penyemprotannya dilakukan setiap 3 minggu sekali. Sedangkan insektisida untuk memberantas kutu jenis ferrisiana dan planococcus adalah azodrin 60WSC, bayrusil 250 EC, bidrin 24 WSC, dunacide 400 EC, dimecron 50WSC, hostation 40 EC, atau athio 33 EC. Bahan lain yang lebih murah dan mudah didapat adalah solze. Solze dapat dibuat dari campuran 0,25 kg lem kayu dengan 0,5 kg sabun batangan yang dilarutkan dalam 12 l minyak solar. Selanjutnya, campuran ini di encerkan dengan air, 20cc/l air. Penyemprotan 1-2 minggu sekali.

d.    Tungau

Gejala

Daun tanaman berbentuk tidak normal, kerdil, menguning, dan akhirnya gugur. Gejala ini muncul pada saat musim kemarau.

Penyebab

Penyebabnya adalah tungau. Jenis tungau yang sering merusak tanaman karet adalah hemisartonemus yang berwarna kuning pucat sampai hijau dan ulatnya berwarna keputihan serta jenis paratetranychus yang berwarna merah. Panjang tubuh hemitarsonemus betina 0,2mm dan jantannya 0,15mm. sedangkan ukuran tubuh paratetranychus dua kali lebih besar dari hemisartonemus. Tungau menyerang tanaman karet dengan cara menusukkan penusuk nya ke daun muda, daun tua, maupun pucuk dan kemudian mengisap cairannya sehingga bentuk daun menjadi tidak normal dan akan menguning dan akhirnya berguguran.

Pengendalian

Hama ini dapat dikendalikan dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, tungau yang ada dikebun dibunuh. Sedangkan secara kimia, diberantas dengan akarisida yang dianjurkan seperti thiodan 35EC 0,15%, kelthane MF 0,2%, morestan 25 WP 0,2%, moracide 40EC 0,2%, atau folidol 0,06%. Penyemprotan dilakukan diselang waktu lima hari dan ditujukan langsung kepucuk serta permukaan bawah daun. Untuk menekan perkembangbiakan tungau di perkebunan, dapat digunakan gas balerang yang diberikan dengan cara dihembuskan.

2.   Siput

Gejala

Daun dan tanaman muda diareal pembibitan rusak dan patah-patah. Pada bagian daun yang patah terdapat alur jalan berwarna keperakan mengkilap. Ditempat teduh dapat ditemukan banyak sekali telur.

Penyebab

Penyebab nya adalah siput (achatina fulica).binatang ini berbadan lunak dan memiliki rumah berbentuk spiral yang keras untuk melindungi tubuh nya.pada musim hujan populasi siput ini meningkat.Telur-telur siput biasa nya di letakkan di tempat yang teduh.siput bersifat hermafrodit.

Pengendalian

Pengendalian hamaini bisa dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi.secara mekanis siput dan telur nya di kumpulkan,dibunuh,dan dibakar.sedangkan secara kimia, siput bisa dikendalikan dengan larutan metaldehyde 5% dalam dedak atau bisa juga diberikan campuran meradex dengan semen, kapur, dan dedak dengan perbandingan 2:3:5:16. Campuran ini dilembabkan dulu sebelum digunakan dilapangan. Selain bahan-bahan diatas, disekitar tanaman bisa juga ditaburkan temik 10g untuk membunuh siput.

3.   Binatang menyusui
a.    Babi hutan

Gejala

Daun tanaman karet yang masih muda tidak berbentuk, bahkan bisa terjadi pohon tanpa daun. Kulit dan batang tanaman muda tampak terkerat serta tanah disekitarnya terbongkar.

Penyebab

Penyebabnya adalah babi hutan (sus verrucosus). Babi hutan merupakan hama yang merugikan disetiap areal pertanian dan perkebunan karena binatang ini menyebar diseluruh wilayah hutan diindonesia. Semua jenis tanaman diserangnya. Perkebunan karet yang sering di serang babi hutan adalah perkebunan yang letaknya berdekatan dengan hutan atau semak belukar. Babi hutan biasanya hidup bergerombol didalam hutan atau semak belukar. Sarangnya terbuat dari semak belukar yang dikumpulkan menjadi onggokan besar. Beberapa kali dal setahun babi hutan ini akan melahirkan anaknya. Setiap kali melahirkan jumlahnya antara 4-10 ekor. Siang hari hewan ini bersembunyi didalam sarang, sedangkan pada malam harinya mencari malan disawah, lading, atau kebun.
 
Pengendalian

a.   Di usir

§  Babi hutan di usir dengan cara membunyikan atau memukulkeuntungan di sekitar kebun.Oleh karna babi hutan peka akan bunyi-bunyian,maka hewan ini akan lari dari kebun karet .
§  Babi hutan di usir dengan cara menempatkan kotoran harimau di jalan yang sering dilalui babi hutan di sekitar kebun .oleh karna di suatu daerah mungkin tidak ada harimau ,maka bahan lain yang dapat di gunakan adalah minyak wangi ,kapur barus,minyak babi yang di campur dengan rambut manusia,atau campuran belerang atau bawang merah dengan jeruk purut.
§  Babi hutan di usir dengan cara menempatkan potongan daging babi hutan yang tertangkap.daging ini di gantungdi atas pohon di sekitar perkebunan yang biasa dilalui babi hutan.
§  Babi hutan di usir dengan cara membersihkan perkebunan dari semak belukar . Perkebunan yang berdekatan dengan hutan harus bersih dari semak belukar agar tidak dijadikan tempat berlindung babi hutan pada siang hari.

b.   Dibuat Pembatas

·      Babi hutan di halangi dengan pagar bambu atau kayu setinggi 1,5 M. Pagar ini di buat mengelilingi perkebunan yang dekat dengan hutan.untuk mencegah rusaknya pagar kalau di seruduk babi hutan,maka di bagian dalam nya di buatkan penyanggah dan susunan bambu atau kayu di buat rapat.
·      Jika dengan pagar bamboo tidak bisa mencegah serangan babi hutan,maka pagar sekeliling kebun bisa di buat dari tembok atau susunan bata setebal 15 cm dengan tinggi minimum 1,5m .pagar ini lebih kuat, tetapi lebih mahal.
·      Babi hutan di cegah dengan parit yang di buat di sekitar kebun .kedalaman parit 1,5m,lebar bagian bawah 1,5m,dan lebar bagian atas 2m,babi hutan yang sudah terperosok ke dalam parit tidak akan bisa naik lagi sehingga mudah di tangkap.namun,biasa nya babi hutan tidak akan berusaha melewati parit yang dalam.
·      Untuk lebih meyakinkan agar babi hutan tidak bisa masuk ke dalam perkebunan ,pagar bisa di kombinasi degan parit.

c.    Ditangkap

·      babi hutan di tangkap dengan cara di buru hingga ke hutan-hutan dekat perkebunan untuk memburu babi hutan dapat digunakan senjata api atau senjata tajam seperti tombak dan panah.
·      Babi hutan di tangkap dengan cara di jerat. Jerat terbuat dari kawat besi yang diletakkan dijalan yang biasa di lalui babi hutan pada saat akan menyerang tanaman .jerat ini diatur sedemikian rupa agar bisa mengurung babi hutan saat itu menyentuh nya.
·      Babi hutan dengan pancing,cara nya ,pancing di masukan dalam umpan seperti pisang,nangka,atau ikan busuk.sebelumnya mata pancing dikaitkan dengan kawat yang di ikatkan pada pohon.jika umpan dilahap, binatang ini tidak akan berdaya lagi untuk melepasnya.
·      Babi hutan ditangkap dengan lubang jebakan. Lubang jebakan dibuat dijalan yang bisa dilaluinya. Ukuran lubang: dalam 1,5 m, lebar 1,5 m, dan panjang 2-2,5 m. Diatas lubang diberi tutup berupa daun atau serasah dan diatasnya diletakkan umpan sebagai pemikat. Agar lubang ini tidak membahayakan manusia, disekitarnya diberi petunjuk atauu tanda perhatian.
·      Babi hutan ditangkap dengan kotak jebakan. Kotak ini diletakkan dijalan yang bisa dilalui babi hutan. Letaknya sebaiknya di tempat yang agak miring dan jangan sampai babi hutan tidak tertarik untuk melewati untuk itu, lebarnya dibuat sama dengan lebar jalan, kotak ini bisa dibuat dari bambu atau besi. Dibagian dalam kotak diberi umpan sebagai pemikat.

d.   Diracun

·      Babi hutan diracun dengan racun tradisional yang bisa dibuat sendiri dari campuran 1 kg kulit kerang halus, air perasan akar tuba segar (1 kg), dan 1 kg ubi hutan yang di parut. Campuran ini dimasukkan kedalam bambu atau kaleng kemudian diperam selama 2-3 hari didalam tanah. Racun yang telah jadi di campur umpan kemudian diletakkan ditempat yang sering dilalui babi hutan.
·      Babi hutan diracun dengan bahan kimia seperti zinkfosfide, fosfordeeeg, atau insektisida temik 10 G, zinkfosfide atau fosfordeeg sebaiknya dimasukkan kedalam kapsul atau ampul plastik. Setiap ampul berisi 4-5 g zinkfosfide atau 10 g fosfordeeg. Racun ini kemudian dimasukkan kedalam umpan. Umpan yang digunakan adalah ubi kayu, ubi jalar, nangka, talas, bangkai tikus, bangkai ikan, usus sai, atau usus kerbau. Umpan ini dipasang di tempat biasa dilalui oleh babi hutan. Sedangkan temik 10 g dapat dimasukkan atau dicamurkan dengan umpan secara langsung sebanyak 1-1,5 sendok teh. Untuk meningkatkan daya racun, sebaiknya temik diracun, sebaiknya dicampur dengan cabai rawit.

b.   Rusa dan Kijang

a.   Diusir atau Dihalau

·      Rusa dan kijang diusir dengan bunyi kentungan yang dipukul pada malam hari.
·      Rusa diusir dengan bantuan anjing pemburu.
·      Disekitar kebun karet diletakkan kotoran atau kulit harimau yang dibungkus dengan kain. Bungkusan tersebut diletakkan dijalan yang biasa dilalui oleh rusa atau kijang. Bahan lain yang bisa menggantikan kotoran harimau adalah campuran balerang dan bawang merah yang telah digiling halus dan dimasukkan kedalam belahan jeruk purut.
·      Untuk menghalau atau menakut-nakuti rusa atau kijang, disekitar areal kebun dipasang orang-orangan, orang-orangan ini digerakkan dari suatu tempat yang tidak keliatan oleh binatang-binatang ini.
·      Karena yang banyak diserang adalah kulit batang karet, maka sebaiknya setiap batang pohon diolesi ter setipis mungkin. Ter ini tidak akn merusak pohon.
·      Kebun karet disekitarnya dibersihkan dari semak belukar. Kebun yang dekat dengan hutan harus dijaga kebersihannya agar tidak dijadikan sarang rusa atau kijang.

b.   Dibuat pembatas

·      Dibuat pagar setinggi minimun 1,5 m dari kayu atau bambu yang disusun rapat seperti untuk mencegah babi hutan
·      Jika cara diatas tidak efektif,di buat tembok dari bata atau tanah yang sudah dibentuk.pembuatannya sama dengan untuk mencegah serangan babi hutan.

c.    Tapir

Gejala

·      Tanaman muda tampak tidak berdaun dan tidak berkulit

Penyebab

·      Gejala tersebut akibat dari serangan tapir(tapirus indicus).tapir untuk tenuk banyak dijumpai dibeberapa daerah disumatra.binatang ini hidup berpasangan atau sendiri-sendiri dalam hutan.makanannya adalah daun-daun tanaman muda.
·      Tapir sering menimbulkan kerusakan pada kebun karet dengan memakan daun dan kulit tanaman yang masih muda.akibatnya,pertumbuhan tanaman terhambat bahkan mengalami kematian.kerusakan parah biasa nya terjadi pada kebun yang dekat dengan hutan atau semak belukar.

Pengendalian

a.    Diusir

·      Tapir dapat diusir dengan cara membunyikan kentungan atau bunyi-bunyian lain pada malam hari.

b.   Dibuat pembatas

·      Untuk mencegah terjadinya serangan,dibuat pembatas disekitar kebun karet.
·      Pembatas bisa berbentuk pagar dari bamboo,kayu,tembok,atau berupa parit.cara pembuatannya seperti pada babi hutan.

c.    Melindungi batang

·      Batang pohon karet yang letaknya berbatasan dengan hutan dibungkus dengan alang-alang, ranting pohon, atau ranting bamboo setinggi 1,5 m dari permukaan tanah.

d.    Kera dan Beruk

Gejala

Pohon karet yang masih muda tampak tidak berdaun muda. Cabang dan batang nya tampak seperti digigit atau digerogoti binatang, terlebih pada tanaman yang dekat dengan hutan.

Penyebab

Penyebabnya adalah kera (macaca fascicularis) dan beruk (macaca memestina). Binatang ini banyak dijumpai dihutan-hutan sumatera dan Kalimantan. Cara hidupnya bergerombol. Makanannya buah-buahan hutan serta daun tumbuh-tumbuhan muda. Serangan paling berat dijumpai dikebun karet yang dekat dengan hutan atau kebun yang ditanami tanaman sela seperti tanaman pangan dan buah-buahan.

Pengendalian

Untuk mengendalikan serangan hewan ini dapat dilakukan dengan cara diusir atau ditangkap.

-       Diusir
Untuk mengusir kera dan beruk dari kebun karet dapat dilakukan dengan cara diburu, digantungkan kera atau beruk mati di pohon-pohon dalam kebun, atau ditaburkan kapur barus di sekeliling kebun terutama kebun yang dekat dengan hutan. Anjing sering dipakai dalam memburu kera dan beruk.
-       Ditangkap
kera dan beruk bisa ditangkap dengan jerat kawat atau jerat tali yang diletakkan atau dipasang berdekatan dengan umpan. Selain jerat, hama ini bisa ditangkap dengan kurungan yang terbuat dari kayu atau bamboo yang didalam nya diberi umpan sebagai pemikat.

e.    Gajah

Gejala

Areal kebun karet mengalami kerusakan berat dengan patah atau tercabutnya pohon-pohon karet didalamnya. Pohon yang masih muda menjadi tidak berdaun dan pohon dewasa tampak terkelupas kulitnya dan areal kebun menjadi porak poranda.

Penyebab

Penyebabnya adalah gajah (elephas maximus). Hidupnya bergerombol dan berpindah-pindah untuk mencari makan. Makanan gajah adalah buah-buahan, dedaunan muda dan kulit pohon muda.

Pengendalian

Mencegah serangan gajah pada kebun karet hanya dapat dilakukan dengan cara diusir dan dibuat pembatas kebun. Cara lain untuk mengusir gajah yaitu dengan cara membuat pagar dari kayu atau tembok dan dapat juga dilakukan dengan kawat tembaga yang dialiri arus listrik di sekeliling kebun.


f.     Tikus

Gejala

Biji, kecambah dan bibit dimakan habis. Kulit tanaman muda terkelupas dan tampak ada bekas gerekan.

Penyebab

Gejala tadi akibat serangan hama tikus (Rattus sp), hewan tersebut hidup dilubang-lubang bawah tanah, semak belukar, pohon-pohon dan perumahan. Perkembangbiakannya berlangsung sangat cepat. Jenis tikus yang sering merusak yaitu :
a.    Rattus agentiventer hidup di areal persawahan.
b.    Rattus trevicadatus hidup di perkebunan kelapa dan kelapa sawit.
c.    Rattus exulans hidup di hitan dan semak belukar.
Perkebunan karet yang banyak dapat serangan tikus yaitu kebun yang dekat dengan perumahan warga, dekat dengan hutan dan semak belukar.

Pengadalian

Ada 3 cara pengendalianhama tikus yaitu :
a.    Cara Kultur Teknis
Dengan cara membersihkan kebun karet dari semak belukar.
b.    Cara Mekanis
Dengan cara membongkar sarang tikus dan menangkap tikusnya dengan bantuan perangkap mekanis berumpan atau dengan perekat dimarat yang diletakan di jalan yang biasa dilalui tikus.
c.    Cara Kimiawi
Dengan cara diracun menggunakan racun tikus Warafin atau Tomorin sebanyak 1g/15g umpan. Umpan yang biasa diguanakan yaitu beras, jagung, ubi kayu, ikan asin dan minyak kelapa. Meracun tikus dapat juga dilakukan dengan mencampur 5 g ikan asin, 10 g minyak sawit dan 5 g liin.

g.    Tupai

Gejala

Batang karet muda terkerat melingkar berbentuk spiral.

Penyebab

Penyebabnya adalah tupai atau bajing (callosciurus notatus). tupai hidup dihutan, semak belukar, dan kebun-kebun lainnya. Sarangnya dibuat dari daun-daunan dan diletakkan diatas pohon.
Bagian pohon karet yang diserang hama ini adalah batangnya.tupai mengerat batang karet secara melingkar dengan bentuk spiral sehingga pertumbuhan batang terhambat dan kulitnya sukar disadap. Akibatnya, produksi lateks menurun.

Pengendaian

Pengendalian dilakukan dengan cara kultur teknis, mekanis dan kimiawi.
-     Secara kultur teknis, hama ini dapat dicegah dengan cara membersihkan kebun karet dari semak belukar.
-     Secara mekanis, tupai ditangkap dengan jerat kawat, jerat tali, atau perangkap mekanis berperekat. Cara lain adalh dengan memburunya dengan menggunakan senapan angin.
-     Sedangkan secara kimia, tupai dapat diracun.


B.   GANGGUAN PENYAKIT

Penyebab penyakit yang sering dijumpai pada tanaman karet adalah jamur. Sedangkan bakteri atau virus jarang dijumpai dan tidak menimbulkan kerusakan.
Berikut ini diulas beberapa jenis penyakit karet yang menyerang akar, batang atau cabang, bidang sadap, dan daun.

1.   Penyakit akar

a.   Akar putih

Gejala

Daun-daun tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat kedalam. Daun0daun ini kemudian gugur an ujung rantingnya mati. Pada akar tanaman tampak benang-benang jamur putih dan agak tebal. Benang-benang tersebut menempel kuat pada akar sehingga sulit dilepas. Akar tanaman yang sakit akhirnya membusuk, lunak, dan berwarna coklat.

Penyebab

Penyebabnya adalah jamur rigidoporuslignosus. Jamur ini membentuk badan buah  mirip topi pada akar, pangkal batang, atau tunggul-tunggul tanaman.
Penyakit akar putih merupakan jenis penyakit yang berbahaya bagi perkebunan karet.
Serangan penyakit akar putih dapat mengakibatkan tanaman karet yang berumur 3 tahun mati dalam waktu 6 bulan, sedangkan tanaman karet yang berumur 6 tahun  akan mati setelah diserang selama setahun.
Penyakit akar putih sering menimbulkan kerusakan didaerah yang bertekstur tanah gembur dan berpasir. Areal bekas tanaman yang pernah terserang penyakit akar putih sering menjadi sarang penyakit tersebut.

Pengendalian

 Beberapa cara pengendalian penyakit akar putih adalah sebagai berikut :
1)   Sisa-sisa akar atau tunggul tanaman diareal pertanaman atau tempat hidupnya jamur harus dimusnahkan atau dibakar.
2)   Menanam tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun karet, tanaman yang dianjurkan adalah kacang-kacangan seperti pueraria javanica, centrosema pubescens, calopogonium mucunoides, psophocarpus palustris, atau calopogonium caemleum. Jenis tanaman ini berguna untuk mempertinggi aktivitas mikroba, dan mempercepat pembusukan sisa-sisa akar.
3)   Menanam bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar putih.
4)   Jika sebelumnya kebun karet pernah mengalami serangan jamur akar putih, maka tanaman harus dilindungi. Caranya, taburkan serbuk balerang sebnyak 100 g dengan radius antara 30-100 cm. setelah itu serbuk dibenamkan kedalam tanah dengan bantuan garpu. Penaburan serbuk balerang dilakukan setip tahun hingga tanaman berumur 5 tahun.
5)   Diantara pohon karet tidak dianjurkan ditanami tanaman sela yang merupakan inang jamur akar putih seperti ubi kayu dan ubi jalar.
6)   Tanaman yang masih bisa diselamatkan diberi obat pelindung akar. Akar yang rusak berat atau busuk dipotong dan dimusnahkan. Bagian yang luka ditutup dengan ter, atau diolesi lzal 5%.
7)   Membasmi jamur akar putih dapat dilakukan dengan fungisida yang terdiri atas campuran kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Bahan-bahan ini mengandung bahan aktif PCNB. Namun biayanya sangat mahal.
8)   Tanaman yang tidak bisa diselamatkan lagi ditandai dengan gugurnya daun atau membusuknya akar tunggang, harus dibongkar. Sisa-sisa akar harus disingkirkan dan bekas lubang diberi 200 g serbuk balerang atau ZA.
9)   Jamur ini dapat juga dibasmi dengan isolate trichoderma  yang bersifat antagonis terhadap jamur akar putih. Dengan adanya pemangsa ini membuat pertumbuhan jamur menjadi terhambat. Untuk memacu pertmbuhan mikroba, trichoderma ini datambahkan serbuk balerang.

Pemeriksaan tanaman sakit

Dapat dilakukan dengan cara:
1)   Pemeriksaan perubahan warna tajuk dan akar dengan bantuan mulsa. Tajuk tanaman yang sakit akan berwarna suram, kekuning-kuningan, dan ditandai dengan terbentuknya daun-daun muda, bunga atau buah yang tidak wajar dan tumbuh lebih awal dari biasanya. Bila tanaman dibongkar, biasanya terdapat benang-benang jamur yang berwarna putih pada akar.
2)   Pemeriksaaan tajuk tanaman dilakukan 4 kali setahun dan apabila menggunakan mulsa dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan.
3)   Tanaman harus diperiksa kembali dan apabila pemeriksaan harus dilang kembali jika masih terdapat benang-benang jamur.

b.   Penyakit akar merah

Gejala

Gejala yang timbul pada tanaman yanga terserang penyakit akar merah :
-      Warna daun berubah menjadi hijau pucat suram, menguning dan akhirnya gugur daun.
-      Akanya diliputi benang-benang jamur warna merah muda samapai merah tua.
-      Apabila dalam keadaan kering warna benangnya putih dan apabila dibasahi benang-benang tersebut menjadi merah kembali.
-      Akar tanaman yang sakit akan membusuk berwarna jingga kehitaman dan apabila ditekan akan keluar cairan.

Penyebab

Penyakit ini disebabkan oleh jamur genoderma pseudofferum dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-      Bentuk badan buah jamurnya mirip topi
-      Permukaan atas badan buahnya berwarna merah kecoklatan.
-      Permukaan bawahnya berwarna putih kelabu penuh lubang kecil tempat spora.
-      Badan buah mengeras dan menegriput.
-      Perkembangannya sangat cepat pada berbagai jenis tanah.
Gejala serangannya sangat lambat sehingga baru dapat diketahui beberapa tahun seteh diserang dan tanaman akan mengalami kematian setelah terserang jamur selama 5 tahun.
Penularan penyakit dapat terjadi akibat persinggungan akat shat dengan akar yang mengandung spora berjamur, teapi dapat juga terjadi melalui angin yang membawa spora jamur.

Pengendalian

Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan memeriksa tanamana dengan metode sebagai berikut :
1)    Pemeriksaan dilakukan setiap 6 atau 12 bualn sekali untuk tanaman diatas umur 5 tahun.
2)    Pengobatan harus segera dilakukan apabila ada perubahan warna daun menjadi pucat dan kuning dan pada akar terdapat benang-benang merah.
3)     Tanaman yang sudah diobati diperiksa kembali seperti pemeriksaan pada akar putih.

c.    Penyakit akar lainnya

penyakit akar yang tidak mematikan tanaman diantaranya :
-      Penyakit akar coklat (phellinus noxius)
-      Penyaki akar leher (ustulina maxima)
-      Penyakit akar kerbau (sphaerostible repens)

2.   Penyakit batang

a.    Jamur Upas

Gejala

Gejala yang timbul apabila terserang jamur upas :
-   Pada pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang-benan berwrna putih.
-   Benang yang tadinya putih akan membentuk kerak berwarna merah dan akhirnya berubah menjadi warna merah tua.
-   Batang lateks akan berwarna kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman.
-   Kulit tanaman lama kelamaan akan membusuk dan berubah menjadi warna hitam.
-   Kayu dibagian bawah kulit menjadi rusak dan menghitam.
-   Tajuk dan percabangan akan mati dan mudah patah oleh angin.

Penyebab

Penyebabnya adalah jamur corticiurn sarmotricolor jamur ini memiliki 4 tingkatan perkembangan yaitu :
-   Gejala awal yaitu terbentuknya lapisan jamur tiprs berwarna putih pada permukaan kulit (tingkat sarang laba-laba).
-   Jamur berkembang membentuk sekumpulan benang jamur (tingkat bongkol).
-   Terbentuknya lapisan kerak berwarna merah muda (tingkat kortisium).
-   Pada tingkat akhir jamur akan membentuk lapisan tebal berwarna merah tua (tingkat nekator).

Pengendalian

-      Jarak tanam tidak terlalu rapat.
- Pengobatan harus dilakukan se awal mungkin dengan menggunakan menggunakan pelumas fungisida fylomac 90 dengan dosis 0,5%, Calixin MR, dowco 262 atau bubur bordo dengan pelumasan 30 cm ke atas dan kebawah.
- Pengobatan dilakukan dengan penyemprotan dengan alat semprot tangkai panjang.
- Bila sudah terjadi serangan lanjut (tingkat kortisium dan nekator) maka dilakukan dengan cara mengupas kulit yang busuk, kemudian batang yang tersisa dilumas dengan Calixin MR secukupnya.
-   Percabangan yang mati sebaiknya dipotong pada musing kering saat penyakit tidak aktif dan bekas potongannya diolesi Izal 5%.

Pemeriksaan Tanaman Sakit

-   Pemeriksaan dilakukan seminggu sekali pada awal dan akhir musim hujan.
-   Bila terdapat benang-benag jamur seperti sutera pada pangkal percabangan maka segera dilakukan pengobatan.
-   Apabila tanaman diobati dengan fylomac atau bubur ordo maka dilakukan 2 minggu sekali sedangkan tanaman yang diobati memakali Calixin MR atau Dawco 262 maka dilakukan pemeriksaan setelah 3 sesudah pengobatan.

b.    Kanker Bercak

Gejala

Gejala yang timbul apabila terkena kanker bercak tidak dapat terlihat karena terdapat di bagian bawah kulit dengan tanda-tanda sebagai berikut :
-   Warna kulit coklat kemerahan.
-   Bercak meluas kesamping, cambium dan bagian kayu.
-   Pada bagian yang sakit biasanya keluar cairan lateks berwarna coklat kemerahan dan berbau busuk.
-   Lateks berkumpul di belakang kulit sehingga mengakibatkan pecah dan terbuka  pada kulit batang.
-   Bagian kulit yang terbuka sering dimasuki serangga penggerek batang.

Penyebab

Jamur phytophora palmivora, serangannya ekan mengakibatkan kerusakan pada kulit batang diluar bidang sadap atau kulit percabangan, sering terjadi di kebun yang mempunyai kelambaban tinggi dan daerah berklim basah.

Pengendalian

-   Klon yang peka seperti GT1.
-   Jarak tanam diatur sehingga terhindar dari kelembaban.
-   Tanaman penutup tanah dipangkas dan gulma diberantas untuk menghindari kelembaban.
-   Kulit yang membusuk dipotong sampai ke kulit yang sehat.
-   Bekas potongan diolesi difolatan 4F 3% dan ditutup dengan petrolatum (shell otina compound) untuk mempercepat pemulihan.
Pemeriksaan tanaman
Untuk pememeriksaan yang terkena jamur ini yaitu :
-   Dilakukan seminggu sekali dimulai awal hingga akhir musim hujan.
-   Segera lakukan pengobatan apabila lateks yang keluar berwarna coklat merah dengan bau busuk dan kulit pecah.
-   Pemeriksaan dilakukan selang satu minggu sekali.

c.    Penyakit Busuk Pangkal Batang

Gejala

Gejala awal sulit diketahui, kulitnya kering dan pecah-pecah, sedangkan kayu bagian atas masih baik dan utuh. Lambat laun kulit menjadi hitam, bagian kayunya rusak dan sisi bagian barat dari kaki gajah mulai rusak.

Penyebab

Penyebabnya adalah cendawan Botrydiplodia theobromae, badan buahnya dapat banyak menghasilkan spora dalam kulit batang yang terserang. Untuk umur tanaman 3 tahun mencapai 30%, tanaman umur 4 tahun 66%, untuk umur 5 tahun ke atas jarangn mendapat serangan.
Terjadinya serangan ini disebabkan oleh :
-   Musim kemarau panjang.
-   Tanaman kekurangan air.
-   Kondisi tanaman yang jelek.
-   Tanaman luka oleh alat petani.
-   Kelembaban yang tinggi dan suhu udara rendah.

Pengendalian

Usaha pengendalian yang dapat dilakukan antara lain sbb :
-   Pemberian fungisida harus tepat terutama pada tanaman yang tingkat serangannya dibawah tahap kerusakan lanjut.
-   Pemupukan diberikan dengan dosis dan waktu yang tepat.
-   Penyulaman dilakukan apabila persentase tanaman yang rusak berat kurang dari yang sehat, bibit sulam adalah bibit stum tinggi.

Pemeriksaan Tanaman

-   Dilakukan pemeriksaan selama 5 tahun pertama.
-   Jika terjadi gejala makan harus segera dilakukan pengobatan dan penyulaman.

d.    Penyakit Batang Lain

Beberapa penyakit batang lain sering menyerang batang tanaman karet, tetapi umumnya tidak merugikan dan bukan merupaka penyakit yang berbahaya, penyakiy tersebut diantaranya :
-   Penyakit cendawan Phytophthora palmivora.
-   Penyakit cendawan Phytium complectens.
-   Penyakit nekrosis kulit Fusarium solani
-   Penyakit pecah kulit.

3.   Penyakit bidang sadap

a.    Kanker garis

Gejala 

Gejala awal penyakit ini ditandai dengan dengan adanya selaput tipis warna putihdan tidak begitu jelas menutupi alur sada, apabila dikerok atau diiris dibawah kulit diatas irisan sadap akan tampak garis tegak warna coklat ata hitam. Dari bagian ini akan keluar tetesan lateks berwarna coklat dan berbau busuk.

Penyebab

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan phytophthora palmivora, penyakit ini mengakibatkan benjolan-benjolan dan cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga penyadaan berikutnya sulit dilakukan. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah yang mempunyai kelembaban tinggi, beriklim basah dan tanaman yang disadap terlalu dekat dengan tanah.

Pengendalian

Cara pengendalian penyakit ini sbb :
-   Tidak dianjurkan menanam klon karet yang peka terhadap penyakit ini, seperti PR107, PR 261, LCB 1320 atau RW 101. Dan sebaiknya penanaman dilakuakn dengan menggunakan klon karet seperti PR 300 dan 303.
-   Jarak tanam diusahakan tidak terlalu rapat agar terhindar dari kelembaban yang tinggi.
-   Tanaman penutup tanah yang terlalu dipangkas dan gulma diberantas untuk mengurangi kelembaban.
-   Pemupukan sesuai dosis yang dianjurkan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan pemulihan kulit berlangsung cepata.
-   Penyadapan tidak boleh terlalu dalam.
-   Hindari penyadapan yang terlalu dekat dengan permukaan tanah.
-   Dilakukan tindakan pengobatan dengan fingisida difolatan 4F 2%, difolatan 80 WP 2%, demosan 0,5% atau actidione 0,5%, pemberiannya dilakukan dengan melumkan fungisida disepanjang jalur selebar 5-10 cm diatas dan dibawah alur sadap dengan menggunakan kuas. Pelumasan dilakukan sebaiknya dilakukan setelah pemungutan lateks dan lateks belum membeku. Bidang sadap yang telah diolesi ditutup menggunakan Secony CP 2295 A. selai pelumasna juga dapat dilakukan dengan penyemprotan fngisida pada alur sadap.
-   Bila sudah ada bagian yang membusuk, segera dilakukan pengorekan seperlunya pada bagian tersebut kemudian dilumasi dengan fungisida.
-   Sebelum dilakukan penyadapan, pisau sadap dolesi dengan difolatan 4 F 1% atau difolatan 80 WP 1%.

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pemeriksaan dilakukan setiap ban sadap setiap hari selama musim hujan terutama pada kebun yang mempunya kelembaban tinggi.
-   Pengobatan harus segera dilakukan bila terdapat gejala serangan penyakit ini.
-   Tanaman yang telah diobati diperiksa setiap minggu, bila terdapat kulit yang busuk segera diobati dengan mengoleskan difolatan 4F 2% pada bagian yang busuk.

b.    Mouldy rot

Gejala

Gejala permulaannya tampakselaput tipis putih pada bidang sadap dekat dengan alur sadap dan selaput tersebut berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna kelabusejajar dengan alur sadap dan apabila dikorek akan tampak bintik-bintik cokelat atau hitam. Bekas serangan akan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap.

Penyebab

Penyebabnya yaitu cendawan Ceratocystis fimbriata, jamur ini memiliki benang-benang hifa yang membentuk lapisan berwarna kelabu pada bagian yang terserang. Serangan mauldy rot ini biasanya timbul pada musim hujan dan paling banyak dijumpai di daerah beriklim basah dan mempunyai kelembaban yang tinggi dan tanaman yang dekat dengan tanah.

Pengandalian

-   Klon yang ditanam dianjurkan seperti PR107, LCB 479, LCB 1320 dan WR 101.
-   Jarak tanam jangan terlalu rapat.
-   Tanaman penutup tanah dipangkas jangan terlalu lebt dan gulma diberantas.
-   Tanaman diberi pupuk yang sesuai dosis dan teratur.
-   Penyadapan jangan terlalu sering agar kulit cepat pulih.
-   Tanaman yang sakit dilumasi fungisida difolatan, derosal actidion.
-   Setiap penyadapan pisau sadap dilumasi difolan 4F 1%.

Pemeriksaan Tanaman

-   Pengamatan dilakukan setiap musim hujan, terutama dari musim kemarau ke musim hujan.
-   Pengobatan harus segera dilakukan apabila gejala sudah mulai terlihat.
-   Lakukan pemeriksaan kembali bidang sadap yang telah diobati, apabila masih terdapat kulit yang busuk harus dikerok dan dilumasi fungisida.

c.    Brown bast

Gejala

-   Tidak mengalirnya lateks dari sebagian dan seluruh alur sadap.
-   Kulit tampak pecah-pecah dan pada batang terjadi pembengkakan dan benjolan.

Penyebab

Penyakit ini timbul disebabkan karena
-   Terlalu sering disadap dengan menggunakan bahan perangsang lateks ethepon (ethrel).
-   Tanaman tumbuh terlalu subur yang berasal dari biji.

Pengendalian

-   Hindari penyadapan yang terlalu sering dan mengguanakan bahan perangsang.
-   Apabila terjadi penurunan kualitas lateks sebaiknya intensitas penyadapan diturunkan.
-   Untk menghindari peluasan penyakit sebaiknya dibuatkan parit antara kulit yang berpenyakit dan kulit sehat.
-   Bila kulit sudah mongering seluruhnya, penyadapan dapat dilanjutkanpada kulit bagian lain dengan intensitas penyadapan yang sangat rendah.
-   Apabila kulit sudah tidak bisa disadap lagi, pohon diistirahatkan sampai sembuh.

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pemeriksaan dilakuakan setiap hari terutama pada klon-klon yang peka, kebun yang intensitasnya tinggi atau pohon yang menggunakan perangsang lateks (ethephon).
-   Usaha pencegahan meluasnya serangan harus segera dilakukan bila pohon mengalami geala serangan.
-   Pohon yang diistirahatkan diperiksa setiap bulan dengan cara mengorek kulit dibawah alur sadap dan apablia sudah keluar lateks maka penyadapan sudah dapat dilakukan kembali dengan intensitas rendah.

4.   Penyakit daun

a.    Penyakit embun tepung

Gejala

-   Daun muda berwarna hitam, lemas, keriput dan seperti berlendir.
-   Dipermukaan daun terdapat bercak-bercak bundar berwarna putih seperti tepung.
-   Pada serangan lanjut dan dan tangkai akan gugur.
-   Serangan pada bunga menyebabkan bunga berguguran.

Penyebab

-   Disebabkan oleh jamur oidium heveae dan dsering disebut penyakit oidium.
-   Mengakibatkan tanaman akan terhambat dan produksi lateks menurun dan produksi biji merosot
-   Penularannya melalui spora yang diterbangkan oleh angina tau embun dan dapat mencapai jarak yang jauh.

Pengendalian

-   Tanaman yang diserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis tinggi.
-   Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan pada ketinggian 2 meter diatas tanah pada tanaman umur 2-3 tahun sehingga diharapkan tajuknya bebas dari penyakit embun tepung.
-   Daun-daun tanaman digugurkan sebelum masa guru daun tahunan dengan menggunakan asam kakodilik (1,5 Kg/45 1 air/Ha).
-   Perlindungan atas serangan embun tepung dilakukan dengan cara menghembuskan belerang seminggu seklai selama lima minggu.

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pengamatan tanaman dilakukan setiap hari mulai dari tanaman akan membentuk daun baru sampai daun sudah menghijau.
-   Penanggulangan segera dilakukan bilsa tampak gejala serangan penyakit.
-   Bila cuaca kering diselingi hujan singkat dank abut dimalam dan pagi hari pada saat tanaman membentuk daun-daun baru sebaiknya dilakukan penanggulangan segera.

b.    Penyakit colletotrichum

Gejala

-   Daun muda tampak lemas berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan akhirnya gugur.
-   Daun tua tampak bercak coklat atau hitam kemudian menjadi lubang, mengeriput dan sebagian ujungnya mati.
-   Pucuk, buah dan ranting menampakan gejala yang sama seperti pada daun.

Penyebab

-   Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum gloeosporoides, sporanya banyak dihasilkan pada bercak daun dalam keadaan cuaca lembab atau hujan.
-   Akibatnya daun tanaman gugur dan pertumbuhannya terhambat.
-   Penyebaran sporanya pada malam hari pada saat cuaca lembab dan hujan.

Pengendalian

-   Untuk mempercepat pembentukan daun muda, dosis pemupukan harus ekstra dimulai daun beru hingga daun menjadi hijau.
-   Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan pada ketinggian 2 meter diatas tanah pada tanaman umur 2-3 tahun dilapangan.
-   Daun digugurkan lebih awal menggunakan kakodilik.

Pemeriksaan tanaman sakit

Pemeriksaan yang dilakukan hampir sama dengan pemeriksaan tanaman yang terserang penyakit emtxun tepung.

c.    Penyakit phytophthora

Gejala

-   Gejala awal buah tampak berwarna hitam dan membusuk.
-   Tangkai dan daun gugur.
-   Daun yang gugur masih berwarna hijau disepanjang tangkainya terdapat dan gumpalan lateks
-   Daun lain yang terserang dan masih melekat pada ranting akan menguning kemudian gugur.

Penyebab

-   Penyebabnya cendawan phythopora botriosa atau phytophora palmivora, cendawan ini banyak membentuk spora pada pucuk tanaman dan buah. Spora dapat bertahan hidup pada daun yang gugur dalam tanah.

Pengendalian

-   Klon yag peka sebaiknya jangan ditanam di derah yang sering mengalami serangan cendawan ini.
-   Lakukan penyemprotan fungisida cobox atau cupravit (4,5 Kg O.i dalam 45 1 minyak/ha).
-   Untuk bubur bordo harus menggunakan mist blower atau dengan pesawat udara.
-   Penyemprotan dilakukan sebanyak 6 kali dengan selang 1 minggu, pada saat penyemprotan mangkuk lateks harus ditelungkupkan.

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pemeriksaan dilakukan setiap hari pada saat tanaman mulai menghasilkan buah.
-   Penanggulangan dilakukan apabila terdapat buah berwarna hitam dan busuk.
-   Timbulnya cendawan ini dapat diketahui dengan perubahan cuaca, apabila curah hujan sekurang-kurangnya 2,5 mm/hari dan penyinaran matahari terjasi selama 3 jam/hari selama 4 hari berturut-turut dan pada pohon terdapat buah-buah yang mulai masak.

d.    Penyakit crynespora

Gejala

-   Daun muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati serta menggulung.
-   Daun tua juga tampak bercak hitam dan minyirip tetapi tidak jelas.
-   Bercaknya akan meluas sejajar dengan urat daun dan kadang tidak teratur.
-   Bagian pusat bercak berwarna cokelat atau kelabu, kering dan berlubang.
-   Daun menjadi kuning atau cokelat kemudian gugur.

Penyebab

Disebabkan oleh cendawan corynespora cassiicola, dengan cirri-ciri :
-   Hifanya berwarna hitam pucat.
-   Spora dihasilkan pada bagian bercak atau pada bagian yang hijau.
-   Hifa dan sporanya kurang jelas terlihat pada permukaan daun.
-   Cendawan ini memiliki banyak tanaman inang.

Pengendalian

-   Dianjurkan tidak menanam klon yang peka seperti PPN 2058, PPN 2444, PPN 2447, PR 266, PR 263, PPN 2005, KRS 21, RRIC 103, PPN 2035, BPM 22, BPM 26, AVROS 256 dan IMS 3.
-   Tanaman diberi pupuk ekstra dengan kadar nitrogen rendah dengan tujuan membantu pertumbuhan tanaman agar lebih baik sehingga tahan terhadap serangan cendawan.
-   Klon yang peka diokulasi dengan yang tahan untuk mendapatkan

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pemeriksaan tanaman dilakukan 4 hari sekali dimulai saat daun terbentuk, terutama pada klon yang peka.
-   Segera lakukan pengobatan apabila sudah erlihat gejalanya.
-   Timbulnya serangan dapat diketahui dengan adanya perubahan cuaca, bila cuaca agak lembab dengan curah hujan ringan dalam jangka waktu yang lama diramalkan akan terjadi serangan yang sangat hebat dari cendawan ini.

e.    Penyakit Helminthosporium

Gejala

-   Gejala awal daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur.
-   Daun yang dewasa ditandai dengan adanya bintik-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.
-   Bangian pusatnya tipis, berwarna kelabu, tembus cahaya sedangkan bagian ujungnya menggulung.

Penyebab

-   Penyakit ini disebabkan oleh cendawan helminthosporium heveae. Cendawan ini hifanya berwarna putih dan spora yang dihasilkan berwarna cokelat, dihasilkan pada bagian bercak daun.
-   Penyakit ini sering menyerang persemaian dan pembibitan dan sering disebut penyakit mata burung.
-   Mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambant sehingga waktu okulasi menjadi terlambat.
-   Serangan ini terjadi pada musim kemarau.
-   Serangan akan meningkat apabila pemupukan memakai nitrogen dosis tinggi, tanaman lemah dan kekurangan air.

Pengendalian

-   Persemaian dan pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa berkembang dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
-   Persemaian diberi naungan untuk menghindari penyinaran matahari langsung.
-   Pemupukan harus dengan dosis yang tepat dan jangn terlalu banyak nitrogen.
-   Tanaman harus dilindungi menggunakan fungisida dhitane M-45 0,2% atau daconil 0,2%.
-   Fungisida diberikan empat kali dengan selang 1 minggu dimulai saat daun-daun baru terbentuk.

Pemeriksaan tanaman sakit

-   Pemeriksaan dilakuakn setiap hari pada saat daun muda mulai terbentuk.
-   Upaya perlindungan tanaman dilakukan pada saat gejala serangan sudah mulai Nampak.

f.     Penyakit daun lain

Penyakit daun lainnya dianggap kurang berbahaya pada tanaman karet adalah penyakit daun yang disebabkan oleh ganggang (chephaleuros mycoidea), penyakit daun yang disebabkan oleh phyllosticta heveae, penyakit embun jelaga (copnodium sp.).


C.   GANGGUAN GULMA

1.     Cara pengendalian

a.    Pengendalian gulma dipembibitan

Areal pembibitan harus diusahakan bersih dari gulma, pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara :
-   Mekanis, yaitu dengan mengguanakan cangkul atau kored setiap 2 minggu sekali sampai tajuk bersinggungan, selanjutnya dilakuakn 1 bualan sekali.
-   Kimia, dilakukan dengan herbisida setelah bibit berumur 4-5 bulan dan batangnya berwarna cokelat. Diusahakan herbisida jangan samapai mengenai bibit.

b.    Pengendalian gulma diareal perkebunan

-   Pengendalian gulma di kebun yang belum menghasilkan
Dapat dilakukan dengan cara sbb :
a.    Menanam tanaman penutup, jenis tanaman yang sering digunakan yaitu centrosema pubescens, colopogonium mucunoides dengan perbandingan 2:2:1.
b.    Pemeliharaan piringan, dapat dilakukan secara manual dan kimiawi.
c.    Pemeliharaan gawangan tanaman, ada 2 cara pemeliharaan gawangan ini yaitu dengan pengendalian gulma pada gawangan tanpa tanaman kacangan penutup tanah dan gawangan dengan LCC.

-   Pengendalian gulma di kebun yang sudah menghasilkan
Pemberantasan gulma dilakukan secara manual dan kimia, secara kimia herbisida yang digunakan yaitu herbisida purna tumbuh seperti gramoxone, ustinex, roundup. Penyemprotan dilakukan 2 kali selang 2 minggu.

2.     Gulma berbahaya dn pemberantasannya

a.     Alang-alang

Tumbuahn ini hidup secara berkelompok atau sendiri-sendiri, untuk yang tumbuh sendiri-sendiri dapat dilakukan pemberantasan dengan cara manual dengan mencabut dan menjemur akarnya. Tetpi apabila berkelompok harus menggunakan herbisida misalnya dowpon M dengan konsentrasi 1-2% atau roundup dengan 0,6-0,8%, penyemprotan langsung pada gulma dan apabila masih ada yang tumbuh konsentrasi herbisida dinaikan.

b.     Sembung rambat

Pertumbuhannya merambat sangat cepat dan sering tumbuh di piringan tanaman, pemberantasnnya dapat dilakukan secara manual dengan cara menggulung gulma tersebut, dan dapat juga dilakukan secara kimia dengan menyeprotkan herbisida dengan tahapan :
-      Penyemprotan pertama ditujukan ke seluruh sembung rambat.
-      Penyemprotan kedua ditujukan pada sembung rambat yang belum mati.
-      Dilakukan secara interval 3-4 minggu.
Apabila gulma tersebut masih belum mati maka gulma tersebut harus dicabut sampai akar-akarnya, dikeringkan lalu dibakar.

c.      Gulma lainnya

Ada beberapa gulma yang tidak sebahaya gulma alang-alang sambung rambat, diantaranya krinyuh (chromolaena odorata), harendong (melastoma malabathricum), pakis kawat (glichenia linearis) dan ficus (ficus sp.). untuk memberantas gulma ini harus secara manual dengan mendongkel dampai ke akarnya.

D.   GANGGUAN FISIK DAN KIMIA

1.  Angin

Angin mengakibatkan patah batang atau cabang dan tumbangnya tanaman, cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan kultur teknis sbb :
-   Penggunaan klon yang tahan angin di daerah yang sering dilanda angin, klon yang taha diantaranya AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
-   Penunasan dengan menyingkirkan cabang yang bersudut sempit.
-   Tanaman dirangsang agar tumbuh percabangannya.
-   Dicegah dengan rumpang-rumpang dipertanaman karet.
-   Penanaman tanaman sela seperti pisang atau tanaman tahan angin lainnya disekeliling kebununtuk mengurangi kerusakan tanaman muda.

Cara perawatan pohon rusak dapat dilakukan sbb :

-   Ujung yang patah digergaji dan ditutup dengan ter yang telah di izal 5%.
-   Batang pohon karet yang patah karet dibawah 2 meter sebaiknya dibongkar.
-   Apabila kerusakan lebih dari 50% seluruh tanaman dibongkar dan diganti dengan klon baru yang tahan dengan angin.

2.  Kebakaran

Pencegahan

-   Memberikan peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati dalam pembakaran semak belukar apalagi pada musim kemarau.
-   Dilakukan pengawasan secara ketat di sekeliling kebun pada saat musim kemarau.
-   Alang-alang dan semak belukar didalam kebun atau 20m disekeliling kebun harus dibersihkan.

Perawatan pohon rusak

-   Pohon yang mengalami luka bakar sebaiknya dirawat dengan melumaskan larutan kapur (0,3 Kg kapur tohor dalam 1 1 gelas yang mengandung izal 5%) pada bagian yang terbakar.
-   Bekas luka diolesi dengan petrolatum (shell otina compound) untuk mempercepat pemulihan.

3.  Sambaran petir

Cirri-ciri tanaman karet yang tersambar petir :
-   Mati pucuk
-   Layu
-   Batang membusuk dan akhirnya mati.
-   Pohon yang mati mengelompok dan tanaman mengalami luka.
-   Luka pada batang atau leher akar tampak seperti terkena kanker bercak.
Untuk mengobati tanaman luka diolesi dengan izal 5% kemudian dilumasi dengan petrolatum agar cepat pulih dan harus ditutup ter untuk mencegah masuknya kumabang pengebor.

4.  Keracunan herbisida

Tanda keracunan herbisida :

-   Mengeluarkan lateks dari bagian batang dan cabang.
-   Daun menjadi layu
-   Keguguran daun bahkan sampai pohon mati.

Pencegahan :

-   Setiap penggunaan herbisida jangan sampai mengenai tanaman karet.
-   Pencampuran atau penuangan herbisida dilakukan diluar areal tanaman.

E.   KARANTINA TANAMAN

1.  Sekilas mengenai karantina

Tanaman karet memiliki batas daya tahan terhadap hama dan penyakit, untuk mencegah hal tersebut harus dilakukan karantina. Pengawasan pada klon-klon karet juga harus dilakukan dengan tujuan untuk melindungi nilai ekonomis dan ilmiah yang tinggi dari klon karet tersebut. Di asia tenggara klon-klonnya merupakan klon yang peka terhadap penyakit SALE (penyakit rapuh daun).

2.  Pemasukan tanaman

Banyak penyakit yang membahayakan selain dari penyakit rapuh daun, diantaranya yaitu penenoshpora tabacina, bija blanca dan golden nematode. Berdasarkan stastbland No. 427/1926 karantina tumbuhan Indonesia melarang masuk bibit dari amerika selatan, dan larangan ini diperkuat oleh ANRPC mengenai SALB dijakarta tahun 1984 yang dalam keputusannya “menyatakan tidak membenarkan pengimporan bibit tanaman serta bagian dari karet dalam keadaan hidup maupun mati dan bahan non karet dari daerah SALE di Amerika Latin kecuali untuk keperluan penelitian setelah mendapat izin masuk dari pemerintah dan mendapat perlakuan khusus sejak dari Negara asal, karantina antara dan tempat tujuan.
Menurut SK Menteri Pertanian No. 559/Kpts/KB.630/8/85, “bibit karet yang diperbolehkan masuk ke Indonesia antara lain harus memiliki syarat berasal dari Negara bebas SALB, dalam jumlah kecil, stek berasal dari pohon induk yang bebas penyakit mycrocylus ulei, serta harus dikenakan perlakuan karantina pascamasuk (post entry quarantine).
SK mentri pertanian No. 798/Kpts/TP.830/10/84, menetapkan Tanatephorus cucumeris dan leptopharas heveae.

3.  Pengeluaran tanaman

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1961 dan peraturan pelaksananya (Peraturan Menteri Pertanian No.6/PMP/1961),”pengeluaran bibit karet wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkandan mendapat izin pengeluaran dari Mentri Pertanian”.

4.  Hambatan karantina

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa penularan jasad pengganggu bukan saja oleh bibit tanaman, melainkan juga oleh lalu lintas manusia, barang dan lain-lain, oleh karena itu karantina tumbuhan harus bekerja sama dengan instansi lain, seperti imigrasi, bea cukai, perhubungan udara, dan pariwisata baik dari dalam negeri maupun negeri asal tumbuhan tersebut.


3 comments:

  1. Trimakasih ya Bu Mustika, kalau bisa dilengkapi gambar serangannya ya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf pak sebelumnya saya bukan ibu2 hehee...

      untuk gambar saya akan usahakan upload serangga pengganggu tanaman karet di postingan berikutnya..trim's pak yawa

      Delete

  2. PT. BASMAA KURNIA UTAMA

    JUAL :

    1. PUPUK DOLOMITE
    2. CALCIUM CARBONATE CaCo3 POWDER
    3. QUICK LIME/KAPUR TOHOR CaO POWDER
    DAN BINGKAHAN
    4. HYDRATED LIME Ca(OH)2

    HUBUNGI :

    ‭+62 822 11855757‬, +62 853 2947 5858

    ReplyDelete